Blog

Tujuan Wawancara Menurut Beberapa Ahli Paling Terbaru

Wawancara merupakan suatu teknik di dalam mengumpulkan data maupun informasi yang berasal dari responden atau informan yang telah ditetapkan, serta dikerjakan dengan langkah tanya jawab secara sepihak, namun sistematis berdasarkan tujuan penelitian yang hendak diperoleh atau dicapai.

Berdasarkan sejumlah ahli, wawancara juga diartikan sebagai sebuah teknik di dalam pengumpulan data yang menggunakan metode mengadakan komunikasi dengan sejumlah Sumber data. Komunikasi tersebut dikerjakan dengan langkah tanya jawab atau dialog secara lisan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Wawancara merupakan salah satu teknik guna memperoleh data orang tua maupun data anak dengan cara mengadakan hubungan baik secara langsung dengan para informan lewat Face to Face Relation. Wawancara informatif merupakan sebuah alat yang digunakan guna memperoleh data atau fakta informasi yang berasal dari siswa secara lisan, serta memiliki tujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada kegiatan bimbingan.

Wawancara itu sendiri dipakai sebagai teknik untuk mengumpulkan data jika pihak peneliti hendak melakukan studi pendahuluan guna mendapatkan permasalahan yang wajib untuk diteliti serta juga jika peneliti hendak memahami sejumlah hal yang berasal dari responden dengan lebih dalam serta jumlah responden yang kecil atau sedikit.

Pada tahun 1986, Sutrisno Hadi menyampaikan bahwasanya anggapan yang harus dipegang oleh seorang peneliti di dalam memakai teknik interview serta kuesioner adalah sebagai berikut:

* Bahwa responden atau subjek merupakan orang yang paling mengetahui mengenai dirinya sendiri
* Bahwa apa yang telah dinyatakan oleh pihak subjek kepada pihak peneliti merupakan sesuatu yang dapat dipercaya dan benar adanya
* Bahwa interpretasi pada subjek mengenai sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh peneliti kepadanya merupakan hal yang sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pihak peneliti

Wawancara bisa dikerjakan baik secara tidak terstruktur maupun terstruktur, serta bisa dikerjakan dengan langkah tatap muka maupun dengan menggunakan pesawat telepon.

1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur dipakai sebagai sebuah teknik untuk mengumpulkan data, jika pihak peneliti maupun pengumpul data sudah mengetahui dengan cukup pasti sejumlah Informasi apa saja yang hendak di dapat. Oleh sebab itu, pada saat melaksanakan wawancara, pihak pengumpul data sudah mempersiapkan sejumlah instrumen penelitian, yakni berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya juga telah dipersiapkan. Dengan menggunakan Wawancara terstruktur, maka masing-masing responden akan diberikan pertanyaan yang sama, serta bagian pengumpul datanya akan melakukan pencatatan.

2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara dengan teknik yang bebas, di mana pihak peneliti tidak memakai pedoman di dalam wawancara yang sudah tersusun secara lengkap dan sistematis pada proses pengumpulan datanya. Adapun pedoman wawancara yang dipakai hanyalah berupa garis besar akan permasalahan yang hendak ditanyakan.

Tujuan pelaksanaan wawancara
Dengan berdasarkan pada sejumlah definisi atau batasan wawancara di atas, maka bisa diperoleh sejumlah tujuan yang hendak dicapai Pada pelaksanaan wawancara, yaitu:

* Mampu menciptakan hubungan yang cukup baik diantara kedua belah pihak yang terlibat, yakni pihak pewawancara dan subjek wawancara. Pertemuan tersebut haruslah bersifat bebas dari berbagai macam hal kecemasan serta ketakutan, sehingga bisa memungkinkan pihak subjek wawancara bisa menyatakan perasaan dan sikap secara bebas, tanpa adanya mekanisme pertahanan diri yang kadang kala bisa menghambat pernyataannya.
* Mampu untuk meredakan adanya ketegangan yang ada pada subjek wawancara. Dikarenakan pihak subjek wawancara secara umum akan membawa sejumlah ketegangan emosi pada kegiatan pertemuan di wawancara, maka kedua belah pihak wajib untuk bisa berupaya meredakan ketegangan yang ada di dalam dirinya masing-masing.
* Mampu menyediakan data dan informasi yang diperlukan. Pada aktivitas wawancara, kedua belah pihak tentunya akan memperoleh kesempatan guna mendapatkan informasi yang diperlukan.
* Bisa mendorong kearah pemahaman diri kepada pihak dari sumber wawancara. Hampir seluruh subjek wawancara menghendaki pemahaman diri yang lebih baik, dan secara dasar mempunyai kesanggupan serta bakat yang kerapkali tidak bisa berkembang dengan cukup sempurna. Dengan adanya wawancara, maka subjek wawancara akan mampu untuk lebih memahami dirinya sendiri.
* Mampu untuk mendorong kearah di dalam penyusunan kegiatan yang cukup konstruktif pada pihak subjek wawancara.

Jenis-jenis wawancara
Terdapat sejumlah jenis wawancara berdasarkan tujuan maupun sifat-sifat yang lainnya yang ada pada aktivitas wawancara, misalnya adalah pada jumlah orang yang diwawancarai maupun berdasarkan peranan yang dimilikinya.

Berdasarkan fungsinya, maka wawancara dibedakan menjadi wawancara pengukur, wawancara pelengkap dan wawancara primer. Berikut ini adalah penjelasannya.

* Wawancara primer adalah wawancara yang memiliki fungsi sebagai satu-satunya sebuah alat pengumpul data yang lainnya, baik dari sisi kuesioner maupun observasi.
* Wawancara pelengkap adalah wawancara yang memiliki fungsi sebagai pelengkap dari sejumlah alat pengumpul data yang lainnya, baik dari sisi observasi maupun kuesioner.
* Wawancara Penelitian adalah wawancara di mana hasilnya dipakai untuk proses pengujian kemantapan atau pengujian kebenaran sebuah informasi atau data yang telah dikumpulkan dengan teknik yang lain, misalnya adalah kuesioner atau observasi.

Berdasarkan teknik yang digunakan, wawancara dibedakan menjadi wawancara bebas terkendali, wawancara terkendali dan wawancara bebas. Berikut ini adalah penjabarannya.

* Wawancara bebas adalah wawancara yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih Dimana seolah-olah mereka mengadakan obrolan bebas atau free talk tanpa adanya kendali, wawancara tersebut bersifat pasif, dan sebaliknya juga pihak yang diwawancarai memiliki sifat bebas untuk mengemukakan berbagai macam keterangan. Bagian yang diwawancarai memiliki sifat dominan.
* Wawancara terkendali adalah wawancara yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih yang lebih terkendali. Pihak pewawancara bertindak sebagai bagian pengarah Lewat sejumlah pertanyaan serta pokok permasalahan. Wawancara terkendali ini merupakan kebalikan dari pelaksanaan wawancara bebas.
* Wawancara bebas terkendali adalah suatu wawancara dengan teknik perpaduan antara wawancara terkendali dan wawancara bebas. Dengan adanya perpaduan tersebut, maka bisa saling menutupi kelemahan antara satu dengan yang lainnya. Pihak pewawancara memiliki peranan sebagai pengarah, sementara itu pihak yang diwawancara tidak memiliki dominan serta tidak pula pasti.

Berdasarkan tujuannya, wawancara bisa dibedakan sebagai berikut:

* The employment interview, merupakan wawancara yang ditujukan guna memperoleh gambaran sampai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap orang terhadap kriteria yang diinginkan oleh pihak pewawancara pada sebuah proses seleksi karyawan.
* Informational interview, yaitu wawancara yang ditujukan guna memperoleh informasi yang diperlukan.
* Administrative interview, merupakan wawancara yang dilaksanakan sebagai bagian dari keperluan administrasi, contohnya adalah untuk kepentingan kesejahteraan organisasi, guna memperoleh sejumlah perubahan di dalam melakukan tindakan atau change in behavior.
* Konseling interview, merupakan wawancara yang dilaksanakan pada kepentingan konseling. Wawancara tersebut merupakan wawancara khas yang dipakai pada proses konseling.

Berdasarkan jumlah pihak yang diwawancara, maka wawancara bisa dibedakan sebagai berikut

* Interview individu atau perorangan, merupakan wawancara yang dikerjakan secara perseorangan, isinya biasanya menyangkut sejumlah masalah pribadi yang dialami oleh subjek yang diwawancarai nya. Contohnya adalah wawancara antara seorang petugas bimbingan dan seorang klien.
* Interview kelompok, merupakan wawancara yang dikerjakan secara kelompok atau lebih dari satu orang. Contohnya adalah wawancara antara seluruh siswa dengan petugas bimbingan.

Berdasarkan peran yang dimainkan, maka wawancara bisa dibedakan sebagai berikut

* The non directive interview, merupakan wawancara yang memiliki sifat kurang terpimpin serta kurang mendasarkan pada sejumlah pedoman tertentu. Rata-rata dipakai pada proses konseling.
* The focused interview, merupakan wawancara yang ditujukan untuk sejumlah orang tertentu yang memiliki hubungan dengan subjek maupun objek yang akan diselidiki.
* The repeated interview, merupakan wawancara yang dilakukan secara berulang. Wawancara tersebut terutama dipakai guna mencoba untuk mengikuti sejumlah perkembangan yang bersifat khusus, utamanya adalah pada proses sosial.

Jika dilihat dari sifatnya, wawancara dibedakan sebagai berikut

* Wawancara langsung adalah wawancara yang dikerjakan oleh seseorang guna mendapatkan keterangan tentang orang yang dimaksud.
* Wawancara tidak langsung merupakan wawancara yang dikerjakan dengan seseorang guna mendapatkan sejumlah keterangan tentang orang lain.
* Wawancara insidentil, merupakan wawancara yang dikerjakan sewaktu-waktu jika dianggap diperlukan.
* Wawancara berencana, merupakan wawancara yang dikerjakan dengan direncanakan terlebih dahulu pada waktu yang sudah ditetapkan.

Demikianlah Uraian singkat tentang tujuan wawancara menurut beberapa ahli serta penjelasan tentang sejumlah hal yang berkaitan dengan wawancara. Mudah-mudahan, artikel sederhana ini mampu mengembangkan pengetahuan anda di bidang interview atau wawancara, baik itu wawancara umum maupun wawancara khusus. Terima kasih dan salam sukses untuk anda.