Blog

Terkadang Kita Diminta Untuk Melakukan Sesuatu Yang Menurut Kita Tidak Sesuai Dengan Nilai Etika Pedoman Kerja Ataupun Aturan Y

Muhammad
Guys, ada yang tau jawabannya?

dapatkan terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai dengan nilai, etika, pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku. dari situs web ini.

Kode Etik Dan Perilaku, Pedoman Beretika dan Penjaga Martabat Pegawai
Website Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI

Artikel DJKN

Kode Etik Dan Perilaku, Pedoman Beretika dan Penjaga Martabat Pegawai

Arief Nugroho

Senin, 05 Agustus 2019 pukul 10:31:13 | kali

Apakah etika?

Pada masyarakat di belahan dunia manapun, terdapat nilai-nilai dasar perilaku yang secara umum diakui sebagai norma yang harus dipatuhi, selain peraturan atau norma hukum. Norma tersebut biasa disebut etika. Etika dalam arti sempit sering dipahami masyarakat sebagai sopan santun. Sedangkan etika secara umum/luas adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk. Etika merupakan suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah manusia dan perbuatannya. Ada juga pendapat para ahli. Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia. Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat, etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang membicarakan perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku manusia ke dalam kehidupannya. Sedangkan menurut Poerwadarminto, etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.

Masih banyak lagi pendapat para ahli, dapat disimpulkan etika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan perilaku dan bersumber dari akal dan berbeda dengan norma-norma lainnya. Terdapat beberapa karakteristik etika yang membedakannya dengan norma lainnya. Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:

Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

Etika sifatnya absolut atau mutlak.

Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.

Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

Dengan demikian, selain sebagai norma yang terlihat pada perilaku, etika juga harus melekat/dijiwai oleh manusia, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial/bermasyarakat dan di tempat kerja.

Apakah sekarang terjadi pergeseran etika?

Banyak orang berpendapat, saat ini terdapat krisis etika. Etika yang dianggap mulai luntur diantaranya norma-norma kesopanan yang lambat laun terasa berkurang dibandingkan dengan jaman beberapa dasawarsa yang lalu. Sebagai contoh pada masyarakat Jawa, penggunaan bahasa jawa ngoko, kromo alus, kromo inggil dahulu demikian tertib. Yang lebih muda sebisa mungkin menggunakan bahasa kromo kepada yang lebih tua tanpa memandang status sosial, jabatan, kekayaan dan sebagainya. Norma-norma itu sekarang dianggap bergeser. Perubahan teknologi dan pembauran budaya dari berbagai daerah/negara juga bisa menjadi penyebabnya. Sebagai contoh, dulu saat kita bertemu yag lebih tua, secara spontan kita akan menundukkan kepala kita sebagai tanda hormat. Sekarang norma-norma lambat laun mulai berkurang, kalau tidak bisa dikatakan hilang.

Pergeseran tersebut sebenarnya tidak bisa disimpulkan sebagai penurunan kualitas etika. Di Indonesia sendiri etika bermasyarakat merupakan aturan tidak tertulis yang terdapat/melekat pada ajaran agama, adat istiadat, budaya daerah yang sangat beragam. Di jenjang pendidikan sekolahpun, etika tidak diajarkan secara khusus, tapi melekat pada beberapa mata pelajaran. Seharusnya tanpa perlu diajarkan, etika sudah menjadi jati diri pada probadi manusia yang beragama yang hidup di tengah keluarga dan di tengah masyarakat, tanpa harus mempelajari norma-norma apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Bagaimana etika di tempat kerja

Pada berbagai profesi dan instansi, pengaturan etika dibuat/diserahkan kepada lembaga profesi dan instansi. Hal tersebut karena etika dan perilaku bisa spesifik pada berbagai profesi, sehingga perlu dibuat secara khusus sesuai profesi dan instansi masing-masing. Pada Kementerian Keuangan terdapat Kode Etik dan Kode Perilaku yang merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan pegawai, bangsa, dan negara.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 190/PMK.01/2018 Tentang Kode Etik Dan Kode Perilaku Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementerian Keuangan, dalam berperilaku sehari-hari, setiap Pegawai harus berlandaskan pada nilai-nilai dan Kode Etik dan Kode Perilaku. Hal tersebut juga mengantisipasi adanya perubahan teknologi, nilai etika, budaya, dan perilaku yang terjadi di masyarakat, maka untuk mencegah pelanggaran disiplin pegawai Kementerian Keuangan, serta menjaga martabat dan kehormatan masing-masing pegawai. Hal tersebut bisa dipahami selain sebagai pedoman berperilaku sebagai pegawai Kementerian Keuangan juga sebagai antisipasi adanya perubahan teknologi, nilai etika, budaya, dan perilaku yang terjadi di masyarakat agar Nilai Nilai Kementerian Keuangan tetap terjaga.

sumber :

Bagaimana Menghadapi Dilema Etika?
Dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja, masyarakat, dan rumah, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang membawa dilema etika. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat.

Bagaimana Menghadapi Dilema Etika?

Eko Suhascaryo
Praktisi Pengelolaan dan Pengembangan SDM

Dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja, masyarakat, dan rumah, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang membawa dilema etika. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat (Arens dan Loebbecke, 1991).

Berikut adalah contoh situasi yang sering kali memunculkan dilema:

Ini untuk tujuan baik, atau di akhir membenarkan caranya.
Hal ini akan menggoda untuk mengambil jalan pintas dalam melakukan pengambilan keputusan ketika hasil akhirnya akan menjadi hal yang baik.

Loyalitas ganda.
Banyak orang merasa memiliki kewajiban untuk mempromosikan kepentingan dari kelompok atau teman khususnya. Ini dapat menjadi tidak etis ketika meluas ke memastikan bahwa keuntungan untuk kelompok atau individu khusus dengan mengorbankan kelompok atau individu lainnya.

Penyembunyian.
Kita semua sering kali menghindari memberikan umpan balik yang negatif atau mengungkapkan pendapat yang orang lain tidak akan suka, karena kita peduli tentang perasaan orang atau kita tidak ingin menyinggung perasaan orang lain.

Namun, tidak jujur ​​adalah tidak menghormati, kuncinya adalah berbagi informasi negatif atau tidak setuju dengan orang lain dengan cara tetap berkomunikasi secara hormat.

Tak seorangpun akan tahu.
Kita mungkin akan memaafkan perilaku yang tidak memenuhi standar etika karena “tidak ada yang akan dirugikan”.

Menggunakan posisinya untuk mempengaruhi hal-hal yang kurang sesuai kepada bawahan/staf, meminta bantuan khusus atau fasilitas, atau berbagi informasi rahasia kepada orang lain mungkin tampak mudah dan tidak berbahaya, tetapi etika kepercayaan dilanggar.

Semua orang melakukannya.
Ketika banyak orang lain bertindak dengan cara-cara yang tidak etis, bukanlah izin bagi kita untuk juga berperilaku yang tidak etis.

Praktek atau sistem di beberapa organisasi dan kelompok mungkin begitu mendarah daging bahwa mereka tampaknya dapat diterima bahkan jika mereka secara etika dipertanyakan. Pemimpin etis akan selalu mengevaluasi perilakunya terhadap kode etik.

Bagaimana saat kita menghadapi dilema etika?
7 langkah berikut akan membantu Anda untuk mendapatkan solusi terbaik saat menghadapi dilema etika:

Mengidentifikasi pertanyaan etika yang diajukan oleh dilema.
Lihatlah untuk yang “seharusnya” – pertanyaan normatif tentang apa yang seharusnya terjadi sesuai dengan norma dan standar yang berlaku.

Membuat daftar semua fakta yang relevan dari dilema.
Fakta apa saja yang harus diketahui dan lakukan pengumpulan fakta yang relavan. Seringkali kita tergoda untuk menghindari diskusi etika dengan mengklaim bahwa tidak ada cukup fakta untuk membuat keputusan.

Mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam dilema.
Pemangku kepentingan adalah seseorang yang akan dipengaruhi oleh keputusan yang akan diambil. Identifikasi semua pemangku kepentingan yang akan terpengaruh dengan keputusan Anda.

Apa saja opsi dalam kasus ini?
Membuat daftar tindakan atau strategi, alternatif, dan pilihan yang mungkin untuk menyelesaikan konflik tersebut. Cari informasi lebih lanjut untuk memperkuat opsi-opsi yang Anda buat.

Apa yang harus saya lakukan?
Pertimbangkan opsi terbaik berdasarkan nilai inti. Mencari informasi lebih lanjut akan sangat bergunan untuk mendasarkan pilihan Anda pada data terbaik yang tersedia.

Apa yang membenarkan pilihan Anda?
Berikan alasan yang kuat untuk mendukung opsi Anda berdasarkan pada nilai-nilai yang dipertaruhkan.

Bagaimana masalah etika ini dapat dicegah?
Adakah perubahan sistematis yang bisa dibuat untuk mencegah masalah ini terjadi lagi?

Prev SEBELUMNYA

Membangun Talent Pool Untuk Menyiapkan Pemimpin Masa Depan

SELANJUTNYA

“Courage” Penting Bagi Kepemimpinan

Next

Artikel menarik lainnya:

5 Hal Penting Bagi Pemimpin untuk Membangun Integritas di Tempat Kerja

Kepemimpinan Membutuhkan “Conviction”

Melaksanakan Peran Kepemimpinan Dengan Integritas Aspek Pendorong Continuous Learning

Assessor Memegang Peranan Penting Dalam Keberhasilan Assessment Center
sumber :

Pengertian Etika: Macam
Berikut ini adalah ulasan lengkap seputar Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika dari Gramedia dan buku etika etiket rekomendasi

BUKU PSIKOLOGI

Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika
by Nandy 10 bulan yang lalu

Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika – Negara kita, yakni Indonesia, meskipun memiliki beragam budaya, suku bangsa, dan agama, akan tetapi sangat menjunjung tinggi etika untuk saling menghargai dan bertoleransi antarsesama. Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.Namun, Agar mengetahui dan memahami etika secara mendalam, simaklah artikel berikut ini yang akan membahas mengenai etika secara umum, mulai dari pengertian oleh para ahli, ciri-ciri, jenis, dan manfaat etika.

Table of Contents

Pengertian Etika

Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.

Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.

[algolia_carousel]

Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.

Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya.

Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau membantu kita.

Nah, untuk memperdalam lagi pengetahuan kita akan etika, mari simak penjelasan artikel ini hingga akhir.

Etika dan Etiket Komunikasi: Rahasia, Sadap-Menyadap, Ujaran Kebencian, Hoax

Buku akan memberikan kalian penjelasan bahwa dalam proses berkomunikasi pun ada etikanya. Buku ini memaparkan gagasan-gagasan penting terkait etika dan etiket dalam lingkungan sehari-hari, seperti lingkungan kerja, pertemanan, keluarga, dan lainnya.

Sesuai dengan judulnya, tak hanya etika komunikasi di dunia nyata, komunikasi di dunia nyata pun nampak masih sangat minim diterapkan. Buku ini wajib kalian miliki, sebab akan memberikan pengetahuan secara mendalam agar terbentuknya etika yang baik di dalam diri sehingga komunikasi dapat terjalin secara harmonis, baik komunikasi di dunia nyata maupun dunia maya.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah penjabaran secara singkat mengenai pengertian etika dari beberapa ahli.

1. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni dan .

merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu (manusia), sedangkan merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut.

2. W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang ditentukan oleh manusia pula.

3. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.

sumber :