Blog

Tata Cara Sholat Hajat Beserta Dalil Pelaksanaannya

Kebutuhan adalah hal yang tak terpisahkan dari manusia ketika menjalani hidupnya. Untuk memenuhinya kita harus terus berusaha dan berdoa dan juga meminta pertolongan kepada Allah Swt. Dalam hal ini para ulama telah mengajarkan kepada kita salah satu cara meminta tolong kepada-Nya agar kebutuhan kita terpenuhi, yaitu dengan sholat hajat. Di dalam pelaksanaannya, cara sholat hajat tidak jauh berbeda dengan shalat sunnah yang lain karena perbedaannya hanya terletak pada niat dan bacaan doanya saja.

Berdasarkan uraian di atas, sholat hajat merupakan shalat sunnah yang kita kerjakan karena adanya suatu kebutuhan yang ingin kita minta kepada Allah Swt (dan tidak ada unsur kemaksiatan di dalam kebutuhan tersebut). Shalat ini sudah lama diajarkan oleh nabi Muhammad Saw. Dalam hadis dikatakan:

أن رجلا ضرير البصر أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: ادع الله أن يعافيني، قال: إن شئت دعوت وإن شئت صبرت فهو خير لك، قال فادعه، قال: فأمره أن يتوضأ فيحسن وضوءه، فتوضأ ويصلي ركعتين، ثم يدعو: اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد إني توجهت بك إلى ربي في حاجتي هذه لتقضى لي اللهم فشفعه فيّ

“Sesungguhnya ada seorang laki-laki buta yang mendatangi Nabi Saw, ia berkata, ‘Wahai Nabi, berdoalah kepada Allah agar Ia menyembuhkanku.’ Rasul bersabda, ‘Jika kau mau akau akan berdoa atau jika mau kau bisa tetap bersabar dan itu lebih baik bagimu,’. Laki-laki itu berkata lagi, ‘berdoalah pada-Nya.’ Maka Nabi menyuruhnya untuk berwudhu dengan sempurna, lalu ia wudhu dan shalat dua rakaat, lalu ia berdoa; Ya Allah saya memohon kepada-Mu dan saya menghadap pada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, Nabi pembawa rahmat, wahai Muhammad aku menghadap denganmu kepada Tuhanku dalam hajatku ini agar doaku terkabul, Wahai Allah berikanlah ia hak syafaat untuk diri saya.’” (HR. Tirmidzi)

Cara menunaikan sholat hajat
Hadis di atas dijadikan sebagai dalil pensyariatan sholat hajat oleh para ulama. Adapun cara sholat hajatnya adalah:

Sebagaimana shalat sunnah lainnya, ketentuan syarat dan rukun dalam sholat hajat serupa dengan shalat lainnya. Setelah melakukan wudhu, tanpa azan dan iqamat seorang muslim dapat langsung melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat dengan penuh kekhusyukan dan khidmat. Adapun niatnya adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِقَضَاءِ الْحَاجَةِ لِلّهِ تَعَالَى

USHOLLI SUNNATAN LIQODHOIL HAAJATI LILLAHI TA’ALA

“saya niat sholat hajat karena Allah ta’ala”

Pada setiap rakaat, setelah membaca surah Al-fatihah disunnahkan untuk membaca surah Al-kafirun pada rakaat pertama dan surah Al-ikhlas pada rakaat kedua.

Waktu mengerjakannya boleh kapan saja dan lebih utama jika dikerjakan pada waktu-waktu shalat tahajud

Berdoa seperti yang tersebut di dalam hadis di atas:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِيْ حَاجَتِيْ هَذِهِ لِتُقْضَى

ALLAHUMMA INNI AS ALUKA WA ATAWAJJAHU ILAIKA BINABIYYIKA MUHAMMAD NABIYYIRRAHMAH. YAA MUHAMMAD, INNI TAWAJJAHTU BIKA ILAA RABBI FI HAAJATII HADZIHI LITUQDHOO

“Ya Allah saya memohon kepada-Mu dan saya menghadap pada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, Nabi pembawa rahmat, wahai Muhammad aku menghadap denganmu kepada Tuhanku dalam hajatku ini agar doaku terkabul (kemudian disebutkan hajatnya)”

Atau bisa juga membaca doa lain, seperti yang tertera di dalam kitab Nihayatuz Zain karya syaikh Nawawi Al-Bantany, diawali dengan pujian kepada Allah Swt:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

LAA ILAAHA ILLALLOHUL HALIIMUL KARIIM, LAA ILAAHA ILLALLOHUL ‘ALIYYUL AZHIM, SUBHANALLAHI RABBIL ‘ARSYIL AZHIIM WAL HAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN.

Lalu berdoa:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

ALLAHUMMA INNI AS ALUKA MUUJIBAATI RAOHMATIK, WA ‘AZAAIMI MAGHFIROTIK, WAL GHONIIMATA MIN KULLI BIRRIN, WASSALAAMATA MIN KULLI ITSMIN, LAA TADA’ LII DZANBAN ILLAA GHOFARTAH, WALAA HAMMAN ILLAA FARROJTAH, WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDHON ILLAA QODHOITAHAA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN

“Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.” (kemudian disebut keinginannya)

Baca juga: Pernah Merasa Bingung? Shalat Istikharah Jawabannya
Syeikh Umar Hasyim, salah seorang guru besar Ilmu Hadis di Universitas Al Azhar, mengutip perkataan guru beliau Syeikh Zakiyuddin Ibrahim berkata pada sebuah kesempatan ketika menjelaskan cara sholat hajat: “Pada saat menyebutkan keinginan, diusahakan untuk menghadirkan apa yang kita inginkan kedalam hati kita (seperti pekerjaan yang kita inginkan atau perjalanan yang ingin kita tuju) agar semakin khusyuk ketika meminta. Dengan izin Allah, segala yang kita minta akan terkabul.”

Demikian tadi adalah sedikit penguraian tentang definisi, arahan serta bagaimana cara sholat hajat dilakukan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekian.

Wallahu a’lam

_

Penulis:
Albi Tisnadi Ramadhan,
Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

Editor:
Azman Hamdika Syafaat