Blog

Riset Menurut Para Ahli Ruang Lingkup Dan Karakteristiknya

Riset Menurut Para Ahli adalah suatu proses kegiatan penyelidikan (investigasi) atau eksplorasi terhadap suatu masalah yang dilakukan menurut kaidah dan metodologi tertentu secara ilmiah dan sistematis. Tujuan dilakukan riset adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, menemukan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik. Kata riset ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah “menyelidiki secara tuntas”. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subjek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah.

Definisi Riset Menurut Para Ahli
Beberapa referensi mengenai definisi Riset Menurut Para Ahli antara lain:

Kerlinger (1986)

Scientific research is a systematic, controlled empirical and critical investigation of propositions about the presumed relationship about various phenomena.

> Riset ilmiah adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap dalil mengenai dugaan hubungan antar berbagai fenomena.

Kerlinger memberikan penekanan lebih, dalam definisi nya diatas, yaitu harus ada faktor investigasi kritis. Ini artinya seorang peneliti tidak harus yakin 100% terhadap investigasi yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan, namun juga harus memberikan sedikit kritik atau keraguan terhadap hasil investigasi nya, dengan harapan nantinya peneliti akan mencari sumber-sumber lain sebagai bahan komparasi yang mendukung hasil investigasi nya atau dengan kata lain harus menggunakan sumber eksternal agar penelitiannya semakin valid dan mampu menjawab permasalahan secara menyeluruh (holistic).

Burns (1994)

Research is a systematic investigation to find answers to a problem.

> Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah permasalahan.

Burn mendefinisikan riset secara lebih sederhana, namun sangat mudah dipahami. Intinya adalah bagaimana menjawab sebuah pertanyaan atau permasalahan yang ada dengan langkah-langkah yang sistematik.

Hopkins WG (2002)

Research is all about addressing an issue or asking and answering a question or solving problem.

> Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pertanyaan serta menjawab sebuah pertanyaan atau memecahkan masalah.

Hopkins didalam definisi diatas memberikan key word mengenai apa yang dimaksud dengan Riset atau penelitian. Ada dua kunci penting dalam sebuah riset yaitu memunculkan sebuah pertanyaan (addressing issue) dan bagaimana menjawab dan memecahkan masalah tersebut (solving problem).

Inti dari Riset Menurut Para Ahli adalah Permasalahan
Proses pembentukan, pengenalan dan penyelesaian persoalanPada dasarnya riset dapat dikatagorikan menjadi dua jenis:

1. Basic research/penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau konsep dalam bidang tertentu, dan
2. Applied research/penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan teori untuk mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan suatu produk yang membantu manusia.

Dari kedua jenis riset tersebut, adalah penting untuk menentukan permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan. Permasalahan tersebut biasanya berupa pertanyaaan yang jawabannya memberikan hal baru yang berbeda. Dan permasalahan tersebut mengembangkan pengetahuan tentang sesuatu misalnya cara berpikir yang baru tentang sesuatu, kemungkinan baru dalam penerapan atau membuka jalan bagi penelitian selanjutnya.

Permasalahan adalah pangkal (titik tolak) penelitian, tidak akan ada riset kalau tidak ada masalah. Intinya, permasalahan adalah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan oleh seseorang yang menimbulkan kebutuhan untuk dibahas dan dicari jawabannya. Sumber permasalahan adalah sesuatu yang objektif, akan tetapi permasalahan selalu bersifat subjektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan persoalan yang berbeda dalam diri pengamat yang berbeda. Bagan alir di atas menggambarkan proses pembentukan, pengenalan dan penyelesaian persoalan. Proses bersifat mundur, berarti kalau perlu tiap langkah dijalani berulang sampai diperoleh cara pemecahan yang dapat diterima (notohadiprawiro 2006).

Ruang Lingkup Riset Menurut Para Ahli
Sesuai dengan perspektifnya, sebuah riset secara umum dapat dibagi dalam tiga garis besar ruang lingkup riset menurut para ahli, yaitu :

1. Aplikasi dari riset

Sesuai dengan perspektif dari aplikasi riset yang dilakukan, ada dua pembagian yaitu Riset murni (pure research) dan riset terapan (applied research).

Riset murni juga meliputi pengembangan, pengujian, verifikasi dan memperjelas metode riset, prosedur, teknik dan alat yang membentuk metodologi riset itu sendiri.

Contoh jenis riset murni

* Pengembangan suatu teknik sampling yang dapat diaplikasikan pada suatu situasi yang khusus
* Pengembangan suatu instrument untuk mengukur tingkat ketegangan pada orang

Riset terapan adalah riset yang teknik, prosedur dan metode nya diaplikasikan pada pengumpulan informasi tentang berbagai aspek suatu situasi, isu, permasalahan atau fenomena sehingga informasi yang terkumpul dapat di gunakan atau diaplikasikan.

Hampir semua riset dibidang ilmu sosial adalah riset terapan, karena dari pemahaman tentang fenomena yang dihasilkan dari melakukan riset, dapat diterapkan pada formulasi kebijakan (policy) dan administrasi misalnya.
Tren penelitian terapan saat ini yang sering dilakukan adalah riset mengenai pola elektabilitas masyarakat saat pemilu parpol dan presiden.

2. Objektif dari riset
Sesuai dengan perspektif objektif dari riset, maka riset dapat dibedakan menjadi empat kategori riset, yaitu: riset Descriptive, Exploratory, Corelational dan Explanatory.

Riset Descriptive adalah studi yang berusaha untuk menjelaskan secara sistematis suatu situasi, permasalahan, fenomena, pelayanan atau program, atau memberikan informasi tentang kondisi kehidupan suatu komunitas, atau menjelaskan sikap (attitude) yang diakibatkan oleh suatu isu dan sebagainya. Misal studi tentang: “Bagaimana Perilaku Masyarakat petani Setelah munculnya industri pertambangan di lokasi desa mereka”, atau Usaha untuk menjelaskan berbagai jenis fungsi alat – alat survey pemetaan, dan sebagainya.

Riset Explanatory adalah riset yang berusaha untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana adanya hubungan antara dua aspek dari suatu situasi atau fenomena. Contoh ; studi untuk menjelaskan mengapa pada topografi yang miring mengakibatkan banyak terjadi longsor.

Riset Correlational adalah studi untuk menemukan atau menetapkan adanya suatu relationship/association/interdependence antara dua atau lebih aspek dari suatu situasi. Misal apakah pengaruh tutupan vegetasi terhadap zat terlarut dalam air sungai.

3. Informasi yang dicari
Pada jenis ini, dibedakan riset Qualitative dan riset Quantitative. Klasifikasi kedua jenis riset tersebut bergantung pada tiga kriteria berikut:

1. Maksud dari studi
2. Dengan cara bagaimana variabel diukur
3. Bagaimana informasi di analisa

Riset kualitatif jika studi kasusnya untuk menjelaskan suatu situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian dimana informasi dibentuk menggunakan variabel diukur dengan skala nominal atau ordinal atau skala pengukuran qualitative, dan jika dengan analisa dilakukan untuk membangun variasi dari situasi, fenomena atau permasalahan tanpa mengkuantitasikannya (without quantifying it). Deskripsi tentang situasi yang terobservasi dari kondisi kehidupan komunitas, atau bagaimana opini/pendapat masyarakat terhadap suatu isu misalnya adalah dua contoh dari riset qualitative.

Riset Kuantitatif jika informasi yang diperoleh dari studi tentang fenomena, situasi, permasalahan atau isu dibentuk utamanya dalam variabel-variabel quantitative dan jika analisa dimunculkan dalam magnitude dari variasinya.

Statistik adalah salah satu cara untuk meng-kuantitatif-kan magnitude dari asosiasi atau hubungan dan membentuk pengertian untuk mengisolasi efek dari berbagai variabel. Statistik juga berfungsi sebagai suatu tes untuk mengkonfirmasikan atau mengkontradiksikan konklusi yang telah ditarik berdasar pada pengertian yang dipahami dari analisa data.

Perlu ditegaskan disini bahwa janganlah terbelenggu dengan dikotomi kuantitatif dan kualitatif ini dalam melakukan riset. Dalam banyak studi, penggunaan kedua jenis riset ini diperlukan bersama-sama yaitu penelitian gabungan (Mixed Metode). Memang ada bahwa disiplin ilmu seperti antropologi, sejarah dan sosiologi lebih cenderung ke riset qualitative. Sementara psychologi, epidemilogi, pendidikan, ekonomi , kesehatan dan market lebih cenderung ke riset quantitative. Kedua jenis riset tersebut tentu ada kelemahan dan kekuatannya , ada keuntungan dan ada pula kerugian nya.

Kakarteristik Riset Menurut Para Ahli
Dari definisi-definisi riset menurut para ahli tersebut, jelaslah bahwa riset adalah suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasikan informasi untuk menjawab pertanyaan. Tetapi untuk mengkualitaskannya sebagai riset, proses harus mempunyai karakteristik tertentu, yaitu harus, sejauh mungkin, terkontrol (controlled), pasti dan hati-hati (rigorous), sistematik (systematic), valid dan dapat diverifikasi (valid and verifiable) , empiris (empirical) serta kritis (critical).

Leedy (2005) mengemukakan ada 8 karakteristik riset,yaitu ;

1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
2. Membutuhkan tujuan yang jelas: pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.
3. Membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam riset?
4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa sub-masalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.
5. Dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis riset yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan riset berdasarkan penyelidikan awal.
6. Riset mengakui asumsi-asumi: Dalam riset, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan riset.
7. Membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya riset: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam riset data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8. Publikasi Riset
Tren riset masa sekarang adalah publikasi, publikasi adalah suatu keharusan. Riset yang dihasilkan di rilis kedalam jurnal internasional. Hal ini akan mendatangkan beberapa keuntungan, selain tujuan utamanya adalah memberitahukan kepada masyarakat bahwa sudah ada suatu hasil riset yang mampu menjawab sebagian pertanyaan yang ada didalam masyrakat, namun juga akan mendatangkan dampak turunan seperti; (1) publikasi akan langsung mengiklankan kompetensi peneliti, (2) publikasi akan memperluas span of benefit, span of reach dan span of influence dari riset dan peneliti nya dan (3) publikasi dapat mendatangkan sponsor atau pemberi dana penelitian.

Referensi Riset Menurut Para Ahli:
* Hasanuddin Z Abidin, presentasi riset di perguruan tinggi dan permasalahannya, Dept, Tehnik Geodesi ITB, * /social-sciences/education/ pengertian penelitian-research defenition.
* Leedy, Paul.D., Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design aResearch Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall.
* Notohadiprawiro.T, Metode penelitian dan penulisan ilmiah, 2008. UGM, Jogyakarta.
* /2010/04/definisi-riset
* /pengertian metode riset.htm
* Omdarmanus, 2011. Riset : Definisi, Ruang Lingkup & Karateristiknya