Blog

Rasio Keuangan Pengertian Fungsi Jenis Dan Rumusrumusnya

Bernas.id – Dalam sebuah perusahaan tentunya melakukan analisis rasio keuangan, hal ini dikarenakan penting bagi calon investor untuk menentukan seberapa besar modal yang akan ditanamkan pada perusahaan. Perusahaan melakukan analisis rasio keuangan guna untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis.

Sebelum ke pembahasan lainnya, tahukan anda apa itu rasio? Apa saja tujuan dari rasio keuangan? dan ada berapa jenis rasio keuangan serta bagaiamana rumus- rumus rasio keuangan?

Tentunya dengan membaca artikel ini, Anda akan menjadi lebih tahu dan paham mengenai pertanyaan-pertanyaan di atas. Berikut penjelasan tentang rasio keuangan selengkapnya.

Baca juga: Inilah 8 Perusahaan Keuangan Sektor Perbankan Terbesar di Indonesia

Pengertian Rasio Keuangan Menurut Para Ahli

Para ahli di bidang ekonomi memiliki pendapat yang berbeda dalam memberikan definisi rasio keuangan. Berikut ini adalah beberapa pengertian rasio keuangan menurur para ahli :

1. Harvarindo (2010)
Rasio merupakan perbandingan satu angka dengan angka yang lain sebagai suatu hubungan.

2. Jonathan Golin (2001)
Rasio adalah angka yang dideskripsikan dengan suatu pola yang kemudian dibandingkan dengan pola yang lain dan dinyatakan dengan presentase.

Baca juga: 6 Langkah Belajar Investasi dan Trading Saham dari Nol

3. Katsmir (2016)
Analisis Rasio Keuangan merupakan aktivitas membandingkan angka- angka yang tedapat pada laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lain.

4. Arief dan Edi (2016)
Menurut Edi dan Arief rasio dibedakan menjadi 3 berdasarkan dari sumbernya yaitu :

1. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) yang tergolong dalam kategori ini yaitu seluruh data yang bersumber dari neraca.
2. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statements Ratios) yang digolngkan dalam kategori ini yaitu seluruh data yang bersumber dari laba rugi.
3. Rasio- rasio antar laporan (Interstatement Ratios) yang digolongkan dalam hal ini yaitu seluruh data- data yang bersumber dari neraca dan laporan laba rugi.

Sedangkan definisi keuangan adalah sesuatu yang berkaitan dengan akuntansi misalnya pengelolaan keuangan serta laporan keuangan.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan pengertian rasio keuangan adalah indeks/indikator yang menghubungkan dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu angka dengan yang lainnya.

Baca juga: Apa Itu Akuntansi Keuangan? Inilah Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Standarisasinya

Fungsi Rasio Keuangan

Rasio keuangan mempunyai fungsi yang cukup penting bagi perusahaan. Sehingga rasio keuangan ini sangat penting untuk dipelajari. Hal yang menjadi acuan rasio keuangan yaitu laporan keuangan yang data- datanya merupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu, ada pun fungsi dari rasio keuangan yaitu :

1. Mengetahui Optimalisasi Keuangan
Optimaliasi keuangan merupakan analisa keuangan guna melihat penggunaan keuangan secara maksimal. Hal ini maksudnya digunakan untuk mengamati adanya penggunaan keuangan yang jelas. Selain itu digunakan untuk melihat kecurangan atas laporan keuangan, adanya penggunaan yang tidak efektif.

2. Mengetahui Efektivitas Manajemen Operasional
Manajemen Operasional terdiri dari penggunaan biaya, dan efektivitas penggunaan keuangan bagi operasional perusahaan. Sehingga dengan melihat rasio tersebut dapat mengetahui seberapa efektivitasnya kinerja manajemen operasional dalam menggunakan biaya guna kegiatan operasional.

Baca juga: Ini Cara Bijak Kelola Keuangan Jelang Lebaran di Masa Pandemi

3. Mengetahui Optimalisasi Penggunaan Aktiva
Aktiva/ aset meupakan suatu hal yang penting terkait penggunaannya. Banyak nya aktiva yang dimiliki perusahaan, menjadi bahan untuk pertimbangan suatu manajemen perusahaan untuk keputusan pengambilan keputusan. Dengan demikian, rasio tersebut dapat diketahui optimalisasi penggunaannya.

4. Mengetahui Tingkat Kesehatan Keuangan Terhadap Perusahaan
Perusahaan dikatakan sehat apabila disetiap binisnya bisa memperoleh laba atau keuntungan dari setiap aktivitasnya. Dengan seperti itu, bisa diketahui tingkat kesehatan keuangan sesuai dengan rasio tersebut. Maka dapat diketahui seberapa lama perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang.

5. Sebagai Referensi Guna Menganalisa Kemampuan Perusahaan untuk Berkembang
Perusahaan melakukan pengembangan bisnis guna perusahaan mampu untuk terus bertahan. Pengembangan sebuah bisnis terdiri dari pendirian cabang, perluasan terhadap wilayah pemasaran, serta peluncuran produk-produk baru.

Baca juga: 3 Cara Orang Tionghoa Mengatur Keuangan agar Cepat Kaya

Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Adapun manfaat analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2015) yaitu :

1. Dengan analisis rasio keuangan sangat berguna untuk dijadikan alat dalam menilai kinerja serta prestasi suatu perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat berguna bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat suatu perencanaan.
3. Manfaat analisis rasio keuangan bisa dijadikan sebagai alat dalam melakukan evaluasi keadaan perusahaan dari pandangan keuangan.
4. Manfaat analisis rasio keuangan bagi kreditur yaitu digunakan untuk memperkirakan adanya resiko yang akan dihadapi yang berhubungan dengan adanya jaminan pembayaran langsung bunga serta pengembalian pokok pinjaman.
5. Adanya rasio analisis keuangan bisa dijadikan penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

Baca juga: Mau Jadi Wirausahawan, Pelajari Dahulu Laporan Keuangan dan Jenisnya

Teknik Analisis Rasio Keuangan
Dalam melakukan analisis keuangan ada beberapa tahapan , hal ini menurut Farah Margaretha dalam Fahmi (2014) yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Horizontal (Trend Analysis)
Analisis horizontal atau trend analysis adalah suatu kegiatan yang membandingkan antara rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu yang bertujuan supaya bisa dilihat trend dari rasio- rasio perusahaan selama periode tertentu.

2. Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah membandingkan data rasio keuangan suatu perusahaan dengan rasio yang sama dengan perusahaan atau yang lain dalam periode tertentu.

Baca juga: Cara Ampuh Mengelola Utang Piutang dalam Keuangan Keluarga

Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap, seorang ahli dalam ilmu ekonomi berpendapat bahwa ada beberapa keterbatasan dalam melakukan analisis rasio keuangan yaitu :

1. Pemilihan Rasio yang Sesuai
Dalam melakukan analisis rasio keuangan terdapat kesulitan dalam memilih rasio yang sesuai yang digunakan untuk kepentingan penggunanya.

2. Keterbatasan Akuntansi atau Laporan Keuangan
Keterbatasan dalam akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik yaitu :

1. laporan keuangan atau bahan perhitungan rasio yang meliputi taksiran dan judgement yang dapat dinilai secara subjektif.
2. Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan merupakan nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3. Pengelompokan atau klasifikasi dalam laporan keuangan bisa beresiko dalam angka rasio.
4. Dalam metode pencatatan yang tergambar pada standar akuntansi dapat diimpelementasikan secara berbeda oleh perusahaan yg berbeda.

3. Kekurangan Data
Apabila data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka dapat berdampak terhadap kesulitan dalam menghitung rasio. Oleh karena itu, jika data tidak tersedia maka akan menimbulkan ketidaksinkronan data dalam analisa rasio keuangan

4. Standar Akuntansi yang Berbeda
Apabila dua perusahaan dibandingkan bisa saja standar akuntansi dan teknik yang digunakan berbeda. Oleh karena itu, apabila dilakukan perbandingan dapat menimbulkan suatu kesalahan.

Baca juga: Inilah Beberapa Cara Penting untuk Mengatur Keuangan Bulanan

Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan terdiri dari beberapa metode perhitungan tergantung dari objek yang hendak ditinjau. Pada dasarnya rasio keuangan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Perinsya rasio profitabilitas adalah rasio uang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam melakukan penjualan aktiva atau aset maupun laba dan modal sendiri.

Rasio profitabilitas ini mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan karena rasio ini seperti urat nadi perusahaan akan berapa lama perusahaan mampu untuk menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Wapres: Penggunaan Mata Uang dalam Transaksi Jual Beli Harus Sesuai Sistem Keuangan di Indonesia

2. Rasio Likuditas (Liquidity Ratio)
Definisi Rasio Likuiditas menurut Arief dan Edi (2016) yaitu rasio yang memiliki tujuan guna mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendek.

Sedangkan menurut Perinasya (2015) definisi ratio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk membayar seluruh kewajiban finansial yang bersifat jangka pendek.

Menurut Kasmir (2016), rasio likuiditas yaitu rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang jangka pendek perusahaan yang jatuh tempo atau rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar atau memenuhi kewajibannya ketika ditagih.

Dengan demikian, bagi perusahaan yang bisa membayar hutangnya dengan tepat waktu maka perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid. Perusaahan dapat dinyatakan likuid apabila perusahaan tersebut memiliki alat pembayaran aktiva/aset yang lebih besar dibandingkan dengan hutang atau kewajiban baik hutang lancar maupun kewajiban jangka pendek.

Di samping itu, apabila perusahaan tidak dapat membayar hutangnya maka perusahaan tersebut dalam kondisi illikuid atau mengalami kesulitan untuk membayar hutang melalui aset-asetnya.

Selain itu, rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur suatu kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar hutangnya atau kewajiban jangka pendek yang wajib untuk segera dilunasi/dibayar.

Baca juga: BI DIY Luncurkan Dua Sistem Informasi Keuangan Baru

3. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Definisi rasio solvabilitas menurut Periansya (2015) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang atau pihak luar.

Sedangkan menurut Arief dan Edi (2016) rasio solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pembelanjaan yang dilaksanakan oleh hutang dibandingkan dengan modal, serta kemampuan guna membayar bunga dan beban tetap yang lain.

Atas beberapa penjelasan tersebut, rasio solvabilitas berfungsi untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi atau membayar seluruh hutang/kewajiban baik hutang jangka pendek maupun hutang angka panjang.

4. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-aset yang dimilikinya.

Baca juga: Tips Keuangan Tetap Stabil Meski di Masa Pandemi

Rumus Rasio Keuangan

Sebelumnya telah dibahas ratio- ratio pada perusahaan, nah setiap rasio di atas mempunyai rumusan untuk menghitung atau mengukurnya, yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Profitabilitas
Berikut ini merupakan ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, yaitu diantaranya :

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Membandingkan laba kotor dengan penjualan. Apabila semakin besar persentase atau rasio maka memiliki makna semakin baik kondisi keuangan suatu perusahaan.

Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Ukuran dari laba yang sudah dikurangi dengan seluruh biaya serta pengeluaran kecuali bunga, pajak yang dibagi dengan pendapatan. Hasil perhitungan tersebut merupakan dari pendapatan/penjulan deskripsi.

Margin Laba Operasi = Laba before Bunga dan Pajak/ Penjualan

c. Magin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Ini digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak yang diperoleh dari setiap penjulan atau pendapatan. Semakin besar rasionya maka semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.

Margin Laba Operasi = Laba bersih sesudah bunga dan pajak/penjualan

d. Return on Assets (ROA)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan seluruh aset atau aktiva yang menjadi milik perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihitung yaitu laba sebelum bungan dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

ROA = Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Jumlah Aktiva

e. Return On Investment (ROI)
ROI memiliki fungsi guna mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas investasi yang telah dilakukan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah dikurangi pajak/EAT (Earning After Tax).

ROI = Laba Sesudah Pajak/Investasi

Baca juga:3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah

2. Rasio Likuiditas
Adapun analisa dalam mengukur likuiditas :

a. Rasio Lancar
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang lancar dengan menggunakan aset lancarnya.

Contoh :

Apabila perbandingannya 1:1 artinya Current Ratio adalah 100%. Hal ini artinya aktiva lancar yang dimiliki perusahaan sama banyaknya untuk membayar semua hutang lancar perusahaan. Jadi semakin lebih besar dari 100% maka akan semakin baik.

Rasio Lancar = Aktiva/(Aset lancar )/ Hutang Lancar x 100%

b. Rasio Cepat
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau melunasi kewajiban jangka pendek dengan aset cepat.

Rasio Cepat = Aset Lancar – Persediaan/Kewajiban Lancar

c. Rasio Kas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau melunasi hutang jangka pendek dengan menggunakan uang tunai atau yang setara dengan kas.

Rasio Kas = Kas / Hutang (Kewajiban Lancar)

d. Rasio Arus Kas
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan mampu membayar atau melunasi hutang/kewajiban lancar dengan uang tunai yang diperoleh dalam periode tertentu.

Rasio Arus Kas Operasi = Arus Kas Operasi/Kewajiban (Hutang Lancar)

Baca juga: 4 Hal Kecil yang Bisa Jadi Beban Keuangan untuk Mahasiswa

3. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur seluruh modal yang berasal dari hutang. Rasio Solvabilias terdiri dari :

a. Rasio Utang
Digunakan untuk mengukur jumlah harta perusahaan yang berasal dari utang.

Rasio Utang = Total Kewajiban / Total aset

b. Rasio Utang Terhadap Ekuitas
Digunakan untuk mengukur bobot total utang serta liabilitas keuangan terhadap ekuitas.

Rasio Utang Terhadap Ekuitas = Total Kewajiban / Ekuitas Pemegang Saham

c. Rasio Cakupan Bunga
Digunakan untuk mengetahui seberapa mudah perusahaan bisa membayar biaya bunga.

Rasio Cakupan Bunga = Pendapatan Operasional / Beban Bunga

d. Rasio Cakupan Utang
Digunakan untuk mengukur seberapa mudah perusahaan dalam membayar utangnya.

Rasio Cakupan Utang = Pendapatan Operasional / Jumlah Layanan Utang

Baca juga: 5 Tanda Kamu Mampu Mengatur Keuangan dengan Baik

4. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam menggunakan aktiva/aset serta sumber dayanya. Rasio aktivitas terdiri dari :

a. Rasio Perputaran Aset
Rasio ini bertujuan untuk mengukur perusahaan dalam memperoleh penghasilan dari penjualan aset.

Ratio Turn Over Aset = Penjualan Bersih / Total Aset

b. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali persediaan perusahaan dijual dan diganti dalam periode/waktu tertentu.

Ratio Turn Over Persediaan = Harga Pokok Penjulaan / Persediaan Rata-rata

c. Ratio Perputaran Piutang
Digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan bisa mengubah piutang menjadi uang tunai selama waktu/ periode tertentu.

Ratio Turn Over Piutang = Penjualan Kredit Bersih / Piutang Usaha Rata-rata

d. Days Sales Of Inventory (DSI) Ratio
Digunakan untuk mengukur rata- rata jumlah hari yang digunakan perusahaan untuk inventaris sebelum menjualnya kepada pelanggan.

Days Sales of Inventory (DSI) = 365 hari / Ratio Turn Over Persediaan

Baca juga: Rumah Jogja Murah DP 5 Persen Angsuran 20 Tahun

5. Rasio Nilai Pasar
Rasio ini digunakan untuk menilai harga saham dari saham perusahaan. Rasio nilai pasar terdiri dari :

a. Rasio Nilai Buku per Saham
Digunakan untuk menilai per saham perusahaan berdasarkan ekuitas yang ada guna pemegang saham.

Nilai Buku per Rasio Saham = Ekuitas Pemegang Saham / Total Saham yang Beredar

b. Rasio Hasil Deviden
Digunakan untuk mengukur total laba bersih yang dihasilkan dalam setiap saham yang beredar.

Rasio Hasil Dividen = Dividen per Saham / Harga Saham

c. Rasio Laba per Saham
Digunakan untuk mengukur nilai laba bersih yang dihasilkan dalam setiap saham yang beredar.

Rasio Penghasilan per Saham = Penghasilan Bersih / Total Saham yang Beredar

d. Rasio Harga Penghasilan
Digunakan untuk membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan pendapatannya per saham.

Rasio Harga Penghasilan = Harga Saham / Penghasilan per Saham

Demikianlah penjelasan tentang analisis rasio keuangan yang dapat Anda gunakan dalam melakukan analisis keuangan terhadap perusahaan. Analisis menggunakan rasio keuangan akan mampu membantu Anda memilih perusahaan yang tepat dan menguntungkan. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Investasi Kavling Menguntungkan – Siap Terima SHM Cuma 60 Jutaan – 3 Km ke Pusat Bogor Timur