Blog

Pengertian Kesenian Pengertian Seni Tari Dan Batasan Arti Seni Menurut Para Ahli

Seorang guru seni tari, pelajar seni tari, dan pegiat seni tari perlu memiliki pengertian yang mendasar mengenai kesenian dan seni tari agar dapat lebih memahami hubungannya dengan pendidikan. Sebelum membahas tentang apa itu pengertian Seni Tari? alangkah baiknya kita ketahui dulu pengertian kesenian dimana seni tari juga merupakan bagian di dalamnya.

Pada hakikatnya kesenian adalah buah budi manusia dalam menyatakan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewat berbagai media sebagai berikut.

a. Seni gerak lewat media gerak dan sikap, seperti: seni tari, seni beladiri, senam estetik, senam irama modern akrobatik, dan pantomim.

b. Seni suara lewat nada dan suara, seperti:

1) vokalia (suara manusia), “macapatan” (Jawa), iringan tari Seudati (Aceh),

2) instrumentalia (suara alat musik/gamelan), degung (Sunda), semar pegulingan (Bali), seruling (Batak), gitas (Kalimantan), klenengan, monggang, kodok ngorek (Jawa), bende, ketipung-rebana tari Tebedau (Nusa Tenggara),

3) vokal Instrumental, cianjuran (Sunda), gambang kromong (Betawi/Jakarta), janger (Bali), nyanyian dan tifa tari Wolane (Maluku),

4) instrumen khusus untuk iringan tari kebyar (Bali), tifa (Papua) gending beksan, wireng (Jawa), dan yang menggunakan vokal-instrumental khusus tari arja (Bali), bedaya, wayang wong, langendriya, langenwanara (Jawa).

c. Seni bangunan lewat ruang dan substansi, seperti:

rumah adat Minangkabau dengan atap bertanduk, rumah tongkonan Toraja yang menjorok menjulang tinggi dan anggun. rumah dego Ambon dengan atap yang curam dengan lubang-lubang di sudut, rumah kuno Flores dengan atap jerami berbentuk kerucut, rumah asli Timor yang atapnya hampir menyentuh tanah dan berbentuk seperti sarang lebah, rumah panjang (Betang) Kalimantan yang dibagi sampai 50 bilik, dengan atap sirap atau kulit kayu. Koentjaraningrat (1976) mengatakan bahwa arsitektur Jawa, bentuk atapnya ada yang dinamakan: limasan, serotong, joglo, panggang pe, dara gepak macan jerum, klabang nyander, tajuk, kutuk ngambang, dan sinom.

Rumah sebagai tempat tinggal manusia merupakan pola utama dan kepribadian seninya. Tentulah ada kaitan antara seni tari daerah dengan arsitektur rumah adatnya.

d. Seni rupa lewat garis dan warna, seperti: garis potongan dan warna busana daerah yang aneka ragam, garis-garis lukisan sketsa, garis goresan ukir atau pahat patung, warna-warna batik modern. Pada busana tari daerah tampak pula motif khas ataupun warna dasar yang khusus.

e. Seni sastra lewat pengertian kata, seperti:

Pantun yang penuh kiasan dengan pola kalimat tertentu, puisi yang lebih merupakan ungkapan bebas, cerpen dengan tema yang menarik, novel dengan alur kisah dan latar belakang kehidupan yang mengasyikkan, dan epos-epos Ramayana, Panji Bharatayuda yang berisi nilai-nilai ajaran tinggi.

Batasan arti seni menurut para ahli:

Plato, seorang filsuf Yunani kuno, mengatakan bahwa seni bukanlah imitasi sesuatu yang tampak, melainkan kembali ke prinsip-prinsip yang alami. Keindahan alam adalah imajinasi yang paling jelas dari kenyataan ideal, (Wisnoe wardhana, 1979).

Schopenhauer, seorang filsuf Jerman, mengatakan bahwa seni adalah penobatan tegangan tertinggi sebagai pengarah kesempurnaan, (Wisnoe wardhana, 1979).

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa seni adalah keindahan yang berdasar pada ketertiban, sedangkan moral (kesucian) berdasar pada ketertiban lain (Wisnoe wardhana 1978). Itulah sebabnya kita sering melihat adanya hubungan timbal balik antara rasa agama, rasa kesusilaan, dan rasa seni di dalam budi seseorang. Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.

Pada hakikatnya pengertian seni tari adalah ungkapan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewat gerak dan sikap.

Batasan arti seni tari adalah sebagai berikut.

Soerjodiningrat (1937), seorang pangeran dari kraton Yogyakarta, pendiri sekolah tari ”Krido Bekso Wiromo” pada tanggal 17 Agustus 1918, seusai perang dunia pertama, mengatakan:

”Ingkang kawastanan joged inggih punika ebahing saranduning badan, katata pikantuk wiramaning gending, jumbuhing pasemon sarta pikajenging joged.”

”Yang dinamakan tari adalah gerak keseluruhan tubuh, yang ditata dengan irama lagu pengiring, sesuai dengan lambang, watak, dan tema tari.”

Crawley, seorang ahli ilmu jiwa, mengatakan bahwa tari adalah pernyataan gaya instingtif dari urat mengenai sesuatu perasaan. Dengan kata lain, tari adalah kerja rasa dari manusia yang penyalurannya melewati urat-urat, (Wisnoe wardhana, 1959).

Charlotte Bara, seorang penari, mengungkapkan penghayatannya sebagai penari ialah bahwa tari adalah sebagian dari arus, seperti air cepat lambat seakan tak berubah, berkembang tak bergerak pada permukaan yang ada alirannya di bawahnya Ia selalu bergerak, bukan bayangan bukan plastik, bukan karang, bukan arsitektur, dan bukan lukisan. Ia adalah manusia yang bergerak, (Wisnoe wardhana. 1959).

Mary Wigman, seorang perintis seni tari modern, menyatakan bahwa tari bukanlah hanya pernyataan irama musikal atau intelektual pantomim. Ia mempunyai asal sendiri, bentuknya dan pernyataannya yang hanya ada padanya sendiri. Hakikatnya adalah ruang, (Wisnoe wardhana, 1959).

Pendidikan dapat dilaksanakan lewat berbagai media. Pelaksanaan pendidikan lewat seni tari mempergunakan seni tari sebagai sarana suatu pendidikan. Sebaliknya seni tari sendiri mengandung pendidikan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewat gerak dan sikap tubuh, yang dapat pula membentuk kepribadian manusianya.

Ki Hadjar Dewantara (1951) berpendapat bahwa tari Serimpi Jawa itu mendidik rasa wirama, yaitu pengekangan diri dan gerak wiraga (ketubuhan), yaitu kesusilaan.

Rudolf Steiner, tokoh pendidikan anthropomorfis, mengemukakan bahwa keakraban unsur irama dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut (Wisnoe wardhana, 1977).

1. Irama memudahkan pekerjaan jasmani.
2. Irama menyokong gerak pikiran, seperti membagi, memecah bagian-bagian, mengurutkan, menertibkan. Pada rencana yang besar ada penahapan, yaitu mendahulukan yang penting-penting, penjadwalan, penyelesaian, penggiliran tugas, pembagian tim, dan sebagainya.
3. Irama mencerdaskan budi pekerti, membentuk watak, seperti tetap hati, teguh, tertib, berani, tenteram, sabar, bersemangat.
4. Irama menghidupkan kekuatan di dalam jiwa.

Dipandang dari segi penampilan kepribadian, kesenian meliputi jenis-jenis kepribadian sebagai berikut.

1) Kepribadian perorangan, yang menunjukkan ciri-ciri khusus dan gaya seseorang sebagai seniman, tampak pada karya-karyanya.

2) Kepribadian seni daerah yang khas meliputi kesenian Jawa khas Yogyakarta, khas Surakarta, Sunda Cianjur, Sunda Bandung, Bali Tabanan, Bali Gianyar, Bali Singaraja, Cirebon Kanoman, dan Cirebon Kasepuhan.

3) Kepribadian seni bangsa-bangsa tampak jelas pada seni tari masing-masing bangsa, seperti tari India, Cina, Jepang, Spanyol, Indonesia.

Kesenian Association of South East Asian Nations (ASEAN) merupakan kepribadian kelompok kesenian bangsa-bangsa Asia Tenggara. Secara lebih luas lagi adalah pembedaan kepribadian seni karakteristik benua, yang menampilkan kesenian Amerika Latin yang populer dengan Irama Amerika Latinnya, seperti: rumba, samba, Timur Tengah dengan tari perutnya, Afrika dikenal keistimewaan iringan tam-tam dan rias mimikrinya, Eropa dengan balet, dan Amerika Serikat dengan tari modernnya.

4) Kepribadian kesenian dunia ialah kesenian dari suatu bangsa yang kemudian menjadi milik dunia karena digemari dan dipelajari di seluruh dunia, seperti film, mode busana, musik pop, balet, dan dansa ballroom. Kadang-kadang lahir seni baru yang cepat melanda seluruh dunia, seperti tari breakdance dan tari irama soul. Biasanya yang cepat berkembang cepat pula surut dan kemudian hilang. Sebaliknya dengan tari Jawa, karawitan, dan pewayangan, secara perlahan tetapi mantap mulai digemari dan berkembang dipelajari di Amerika dan Eropa. Seperti halnya dengan balet, perkembangan zaman menunjukkan adanya kemungkinan kesenian Jawa tersebut menjadi kesenian dunia.

Seni tari bangsa Indonesia memiliki variasi bermacam-macam, dari yang sangat sederhana sampai ke yang rumit (Jawa: adiluhung). Tingkai perkembangan seni di beberapa wilayah tanah air yang bermacam-macam itu memerlukan perhatian dan kebijaksanaan pemolaan dalam penanganan pengajaran tari di sekolah.

Seni budaya tradisional bangsa Indonesia sangat majemuk. Karena wilayah Nusantara terdiri atas ribuan pulau, dengan penghuni yang berbeda-beda, maka setiap suku bangsa mengembangkan tradisi masing-masing sehingga mewujudkan seni budaya yang beraneka ragam. Pertumbuhannya ada yang sangat subur, ada pula yang tertutup terhadap pengaruh luar.

Kekayaan seni tradisional merupakan identitas utama bangsa Indonesia karena memiliki keaslian dan kekhususan sifat, serta bentuk perwujudan yang beraneka ragam sebagai berikut.

1. Pada bidang seni bangunan terdapat arsitektur rumah adat Dayak, Irian, rumah tongkonan Toraja, rumah gadang Minang, rumah adat Bali beserta puranya, rumah adat Jawa dengan aneka modelnya seperti panggang pe, kampung, limasan, Joglo, tajuk, cere gancet, dan sebagainya.

2. Pada bidang seni suara vokal setiap suku bangsa Indonesia memiliki kekayaan lagu tradisional dan bahasa daerahnya sendiri. Kita mengenal lagu-lagu Ambon, Batak, Cianjuran, Banyumasan, Bali, dan sebagainya. Kita memiliki pula musik gamelan yang berlaras Slendro dengan sistem 5 tangga nada dan laras Pelog dengan sistem 7 tangga nada. Juga instrumen dawai khas Dayak, aneka seruling dan puih-puih Sulawesi ataupun Sumatra, serta bermacam gendang dari Papua.

3. Pada bidang seni sastra dijumpai karya sastra para empu seperti Empu Kanwa dengan Arjunawiwaha, Empu Sedah dan Empu Panuluh dengan Bharatayuda. Selain itu, perlu diketahui pula karya sastra para pujangga Ronggowarsito dengan Kalatida, pujangga Yasadipura, para pujangga baru seperti Sutan Takdir Alisyahbana, karya sastra angkatan 45 seperti Chairil Anwar, karya sastra angkatan 66 seperti W.S. Rendra, Putuwijaya, dan sebagainya.

4. Pada bidang seni rupa dengan karya relief candi, tatah sungging wayang, pahat ukir Jepara dan Bali, batik Yogya, Solo, Pekalongan, kerajinan Kuningan Juwana, seni lukis naturalisme Raden Saleh, realisme Basuki Abdullah, ekspresionalisme Affandi, lukisan gaya Bali serta seni busana tradisional yang anggun.

5. Pada bidang seni gerak dijumpai seni beladiri pencak silat yang banyak alirannya. Di samping itu, juga terdapat seni tari klasik tradisional yang bernapas kedaerahan, seni tari kreasi baru, baik yang merupakan napas baru seni tari klasik tradisional dengan ide-ide baru, seni tari kreasi baru yang mengarah ke kepribadian nasional, internasional, atau universal.

Pertumbuhan dan perkembangan kesenian di Indonesia membuktikan bahwa potensi seni dan kemampuan manusia dalam pertumbuhan kesenian klasik tradisional secara kuantitatif tampak dari semakin banyaknya pelaku dan pendukung aktif sebagai pemelihara, pelaksana, dan pengembang seni, antara lain disebabkan oleh masuknya kesenian dalam kurikulum sekolah sejaktaman kanak-kanak hingga sekolah menengah tingkat atas. Peningkatan kualitatifnya antara lain disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga pendidikan khusus kesenian, seperti Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI), Fakultas Kesenian dari Institut Seni Indonesia (ISI) yang mempunyai jurusan tari, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS-IKIP) yang juga mempunyai jurusan tari. Banyak pula sanggar, studio, padepokan tari yang diselenggarakan oleh para seniman tari.

Perkembangan yang bertolak dari kekayaan sent tari klasik tradisional dapat dibedakan sebagai:

a. perubahan tradisi kecil-kecilan di sana sini,

b. penggarapan yang lebih rumit dan lebih sempurna,

c. modifikasi wujud namun tetap bernapas seperti semula,

d. ciptaan baru yang bertolak dari abstraksi ide tari klasik.

Potensi seni klasik tradisional terbukti dari dimungkinkannya kekayaan tradisional itu dikembangkan sampai jauh. Pengembangan yang berhasil menunjukkan kemampuan manusianya.