Blog

Niat Sholat Tahajud Tata Cara Dan Doanya

JAKARTA – Sholat tahajud memiliki keutamaan dan keistimewaan diantara sholat sunah lainnya. Dikerjakan di sepertiga malam, ketika banyak orang sedang nikmatnya tertidur.

Meskipun termasuk ibadah sunah, sholat tahajud memiliki banyak sekali keutamaan. Maka itu, sangat dianjurkan dilakukan, terlebih di bulan suci Ramadan seperti sekarang ini.

Dikutip dari buku ‘Berkah-berkah Sepertiga Malam yang Terakhir’ karya Wahyudi Nur Arifin, Allah Subhanahu wa ta’ala sangat mencintai umatnya yang menjalankan sholat tahajud.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda yang artinya:

“Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan nafilah, sehingga Aku mencintainya. Apabila ia memohon kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Jika ia memohon perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.” (HR Bukhari).

Berikut adalah Niat Sholat Tahajud:

Usholli sunnatat-tahujjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alaa. “Aku niat salat tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.” Usai membacakan niat, salat diakukan dengan dua kali sujud dan 1 kali salam seperti halnya salat wajib.

Tata cara sholat tahajud:

1. Sholat tahajud dilakukan di waktu sepertiga malam. Biasanya umat Islam melaksanakannya antara pukul 02.00 hingga 03.00 dini hari menjelang subuh.

2. Membaca niat sholat tahajud dalam hati. Diniatkan mengerjakan amal salih ini semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’ala.

3. Melakukan takbiratul ihram dan membaca doa iftitah seperti pelaksanaan sholat pada umumnya.

4. Membaca Surah Al Fatihah dan surah lainnya yang ada di dalam kitab suci Alquran.

5. Rukuk dengan tumaninah.

6. Sujud dengan tumaninah.

7. Berdiri lagi melanjutkan rakaat kedua dengan gerakan sama. Jumlah rakaat sholat tahajud sebanyak 2 rakaat.

8. Pada rakaat terakhir membaca tahiyat akhir. Lalu salam.

9. Bisa melanjutkan membaca doa usai sholat tahajud, yaitu sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas:

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allaahumma lakalhamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulku samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa’dukal haqqu, waliqaa uka haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun, wa muhammadun sallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, wassa’atu haqqun. Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa’alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a’lantu, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mu-lah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah penguasa langit dan bumi. Bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu-lah aku berserah diri, kepada-Mulah aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal. Kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang aku sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripadaku. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan, tidak ada tuhan melainkan Engkau.”