Blog

Makalah Kepemimpinan IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMINPINAN

Pada sebuah organisasi atau kelompok, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan, dipengaruhi kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas yang memadai, maka penyelenggaraan tata pengorganisasian yang baik akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja organisasi di indonesia. Kepemimpinan dapat dikatakatakan sebagai cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan , mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja berarti agar tercapainya hasil kerja seseorang dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut. 1. apa yang dimaksud kepemimpinan menurut bebapa ahli? 2. apa saja hal – hal penyebab terjadinya permasalahan dalam kepemimpinan? Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan dan apa saja hal – hal yang membuat terjadinya permasalahan dalam keemimpinan A. Definisi Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan Menurut Rivai (2005:2), dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi” menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas, adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi. Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”. Selanjutnya menurut Istianto (2009:87) dalam bukunya Manajemen Pemerintahan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut : 1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi. 4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi. 5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin pemrintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara. Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut : Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “ leaders are born and not made”. Penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ada karena ia telah dilahirkan dengan bakat seorang pemimpin dalam keadaan bagaimanapun seorang di tempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi seorang pemimpi karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdirnya adalah menjadi seorang pemimpin Jika teori genetie mengatakan bahwa “ leaders are born not made” maka penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu “ leaders are made and not born “. Penganut penganut ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi seorang pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu. Teori ini adalah teori campuran antara teori genetie dan teori sosial. Penganut penganut ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. A. Kesalahan umum dalam kepemimpinan Sarah adalah sales yang berbakat, tapi ia memiliki kebiasaan buruk menjawab telepon dengan cara yang tidak profesional. Boss nya memperhatikan hal ini, tapi ia tidak memberitahukian hal ini pada Sarah. Boss nya menunggu saat review untuk memberitahukan pada Sarah tentang kesalahannya dalam menjawab telepon. Sayangnya, selama menunggu review dari bossnya, Sarah telah melakukan banyak kesalahan dan menghilangkan kesempatan terhadap pelanggan yang berpotensi. Berdasarkan survey 1.400 eksekutif oleh The Ken Blanchard Companies, kegagalan untuk memberikan feedback dan saran adalah kesalahan umum yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Saat Anda tidak menyediakan masukan yang membantu untuk bawahan Anda, Anda telah menjauhkan mereka dari kesempatan untuk meningkatkan performa mereka. Untuk menghindari kesalahan ini, belajarlah cara untuk memberikan masukan secara reguler kepada tim Anda. 2. Tidak menyediakan waktu untuk tim anda Saat Anda menjadi seorang pemimpin atau manager, akan sangat mudah untuk tenggelam dalam kesibukan Anda sehingga Anda tidak memiliki waktu untuk tim Anda. Ya, tentu saja Anda memiliki sebuah proyek yang harus anda sampaikan kepada mereka. Tapi akan sangat penting untuk tim Anda jika Anda bisa menyediakan waktu untuk mereka saat mereka membutuhkannya. Tim Anda tidak akan tahu apa yang harus mereka lakukan tanpa arahan dan suport dari Anda. Hindarilah kesalahan ini dengan menyediakan satu waktu khusus dari seminggu waktu kerja yang Anda miliki untuk mereka, dan dengan mempelajari cara mendengarkan yang baik. Tingkatkanlah kecerdasan emosional Anda, sehingga Anda bisa lebih sadar akan kebutuhan tim Anda. Anda juga dapat menggunakan cara me-managedengan berada di antara mereka. Hal ini akan sangat efektif untuk bisa terus berhubungan dengan tim Anda. Saat Anda berada dalam suatu kepemimpinan, tim Anda harus selalu menjadi prioritas utama. Dalam hati mereka, itulah pemimpin yang mereka inginkan! 3. Bersikap terlalu lepas kendali Salah satu dari tim Anda telah menyelesaikan proyek yang penting. Permasalahannya sekarang adalah ia salah mengartikan spesifikasi dari proyek yang ia kerjakan, dan Anda tidak berhubungan dengan dia saat ia mengerjakannya. Sekarang, ia telah menyelesaikan proyeknya dengan hasil yang salah, dan Anda harus menghadapi klien Anda yang marah akan hal ini. Banyak pemimpin yang ingin menghindari Micro management. Tetapi, mereka justru melakukannya dengan cara yang terlalu esktrim, dan melepaskan seluruhnya kepada bawahan mereka. Hal ini tidak baik, dan Anda seharusnya bisa menyeimbangkannya. Banyak dari kita yang ingin terlihat ramah dan bersahabat di dalam tim kita. Pada kenyataanya, orang-orang memang lebih bahagia bekerja dengan pemimpin yang bisa akrab dengan mereka. Namun, ada beberapa saat dimana Anda harus membuat keputusan yang sulit mengenai orang dalam tim Anda, dan beberapa orang akan mengambil keuntungan dengan kedekatan mereka bersama Anda. Ini tidak berarti bahwa Anda tidak diijinkan untuk bersosialisasi dengan bawahan anda. Tapi, Anda harus dapat menyeimbangkan antara menjadi seorang teman dan menjadi seorang pemimpin. Tentukanlah batasan yang jelas, sehingga tim Anda tidak akan mengambil keuntungan dari kedekatan mereka dengan Anda. C. Pemasalahan kepemimpinan nasional saat ini Era Reformasi tahun 1998 telah melahirkan pergantian beberapa kali kepemimpinan nasional di Indonesia. Mulai dari presiden Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati hingga kini dibawah tampuk Susilo Bambang Yudhoyono. Namun kemunculan pemimpin nasional di era reformasi ini masih jauh dari harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan permasalahan kepemimpinan nasional yang terjadi di negeri ini belum menemukan jawaban. Beberapa permasalahan tersebut antara lain; 1. Kurangnya integitas sebagai pemimpin nasional. Pemimpin yang mempunyai integritas memiliki kepribadian yang mantab, tidak tercela, jujur dn dihormati orang lain. Pemimpin nasional ke depan dibutuhkan orang yang mempunyai integritas tinggi, artinya tingkat hubungannya dengan yang dipimpin menyatu berdasarkan pertimbangan “rasional transformatif” bukan “emosional transaksional”. Keadaan ini akan melahirkan pemimpin yang mempunyai sifat perpaduan karakter manajer, pemimpin dan negarawan (Manager, Leader, Statesman).Reformasi yang belum mantap dan kondisi dalam negeri baik politik, ekonomi, sosbud dan hankam yang masih lemah apabila tidak cepat membangun kepemimpinan yang kokoh maka negara kita akan semakin larut dan terpuruk dalam persaingan global yang semakin ketat. 2. Kurang dapat melepaskan diri dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan sesaat bagi dirinya dan orang dekatnya, terutama yang dianggap berjasa seperti tim suksesnya. Reformasi yang bergulir sampai saat ini melahirkan UU No 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih yang bebas Korupsi, kolusi dan nepotisme. Tetapi pada tataran empirik menunjukkan kasus korupsi juga terus semakin meningkat. Kasus korupsi yang diduga melibatkan pejabat negara seperti para menteri, mantan menteri, gubernur, mantan gubernur, bupati dan sebagainya menunjukkan bahwa pejabat negara yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat dalam tertib hukum dan tertib sosial justru malah menjadi terdakwa dengan tuntutan tindak pidana korupsi. 3. Kurang memahami moral dan etika kepemimpinan. Implementasi etika dan moral pemimpin akan memberikan panduan bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Krisis yang melanda bangsa Indonesia tidak lepas dari kemerosotan moral dan etika pemimpin. Kasus Bupati Garut, misalnya, yang menikah kilat dengan cara kawin siri selama 4 hari dan melakukan perceraian dengan istrinya melalui sms telah menuai kontroversi di masyarakat yang berujung pelengseran sang Bupati. 4. Kurang dapat memahami secara tepat. Sebagai bangsa dengan postur negara kepulauan merupakan kewajiban dari pemimpin agar yang dipimpin mendapat perlakuan yang sama. Tidak ada dominasi mayoritas terhadap minoritas dan juga tidak mengenal adanya tirani minoritas. Pluralisme adalah sikap keterbukaan sebagai suat kerangka interaksi dimana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain , berinteraksi tanpa konflik. 5. Lebih mengedepankan kepentingan partainya daripada aspirasi rakyat. Kenyataan di lapangan menunjukkan partai politik tidak bisa bebas bergerak , karena banyak keentingan yang membatasi. Partai politik pendukung pemerintah sulit untuk obyektif mengkritik kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Demikian juga parpol di luar pemerintah terhambat dan terkooptasi oleh kepentingan politiknya. Kasus bank Century dapat dijadikan contoh sulitnya mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai. Prinsip demokrasi dalam ketatanegaraan kita adalah bagaimana partai politik menghasilkan kepemimpinan yang berkualitas, karena demokrasi akan berkualitas bila menghasilkan pemimpin yang berbobot. Masa depan demokrasi di tanah air sangat ditentukan oleh kesanggupan demokrasi sebagai incubator untuk menciptakan pemimpin nasional yang negarawan dan visioner. 1. Kepemimpinan adalah cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan , mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut.2. Kesalahan umum dalam kepemimpinan memiliki beberapa latar belakang seperti kurangnya feedback, tidak menyediakan waktu untuk tim, bersikap terlalu lepas kendali, dan bersikap terlalu ramah. 3. Masalah kepemimpinan nasional saat ini di era reformasi ini masih jauh dari harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan permasalahan kepemimpinan nasional yang terjadi di negeri ini belum menemukan jawaban karena beberapa factor yang kuat.