Blog

Jurnal Terapi Aktivitas Kelompok Motivasi

Seminar Nasional Psikologi Ardiansyah, dkk. (Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) untuk Meningkatkan Motivasi Hidup pada Pasien yang Mengalami Gangguan Skizofrenia)

gejala lainnya juga dapat muncul seperti nafsu makan berkurang, sulit berkonsentrasi, mudah gelisah, marah, mood tidak menentu, punya ide atau pemikiran yang aneh, mendengar suara-suara tak berwujud, paranoid, dan memiliki pikiran untuk bunuh diri. Menurut DSM IV gejala skizofrenia yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif yaitu kumpulan gejala perilaku yang menyimpang dari perilaku normal termasuk halusinasi, waham, distorsi dalam berpikir dan bahasa, serta distorsi perilaku dan pengontrolan diri. Sedangkan gejala negatif yaitu kumpulan gejala menyimpang berupa hilangnya sebagian fungsi normal dari individu termasuk ekspresi emosi, keterbatasan dalam produktivitas berpikir, keterbatasan dalam bicara, dan keterbatasan dalam maksud dan tujuan perilaku. Adapun beberapa jenis terapi untuk skizofrenia yaitu rehabilitasi (terapi kerja), farmakoterapi, ECT (Electro Convulsive Therapy), dan terapi suportif. Motivasi memiliki arti kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Teori motivasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu: Teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasaan, ada pula yang bertitik tolak pada asas kebutuhan. Yang paling banyak diminati yaitu teori motivasi menurut asas kebutuhan (need). Teori motivasi pada asas kebutuhan ini pada hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Para penderita skizofrenia cenderung memiliki motivasi hidup yang rendah. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut yaitu faktor internal dan eksternal.

nni (dalam Fauziyatun, 2014), faktor internal yaitu berasal dari dalam diri diantaranya sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi, penguatan. Sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri diantaranya adalah lingkungan. Faktor yang menyebabkan skizofrenia menurut Yosep (2010) yaitu keturunan, hormon, metabolisme, susunan saraf, penyakit badaniyah, dan emosional. Keturunan yang dibuktikan oleh penelitian tentang keluarga yang menderita gangguan jiwa pada seorang anak yang mengalami kembar namun satu telur, dan anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia. Hormon seperti Endokrin menjelaskan bahwa skizofrenia timbul pada waktu pubertas. Metabolisme, pada teori ini dilihat dari klien yang tampak pucat, nafsu makan yang berkurang, dan berat badan menurun. Susunan saraf pusat, penyebab yang diarahkan pada kelainan susunan saraf pusat. Berdasarkan teori Adolf Meyer, skizofrenia dapat disebabkan karena penyakit badaniyah yang sampai saat ini belum ditemukan adanya kelainan baik patologis, anatomis, maupun fisiologis. Dan berdasarkan teori Sigmund Freud yaitu adanya kelemahan ego yang disebabkan psikogenik atau somatik. Motivasi yang rendah dapat diakibatkan oleh beberapa masalah seperti kebutuhan diri dan lingkungan yang kurang peduli. Masyarakat dan lingkungan yang cenderung kurang memahami