Blog

HIV Dan AIDS Gejala Penyebab Obat Dll

Namun, beberapa orang lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini apabila memiliki faktor seperti:

* Melakukan hubungan intim yang berisiko menyebabkan paparan penyakit menular seksual, seperti seks tanpa kondom atau seks anal.
* Memiliki lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual.
* Menggunakan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian dengan orang lain.
* Melakukan prosedur STI yakni pemeriksaan pada organ intim.

Komplikasi HIV/AIDS
Komplikasi dari infeksi virus human immunodeficiency virus adalah penyakit AIDS.

Artinya, AIDS menjadi kondisi lanjut dari infeksi HIV.

Infeksi virus ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga bisa menyebabkan berbagai infeksi lainnya.

Jika Anda juga memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa komplikasi kondisi yang cukup parah, seperti:

1. Kanker
Orang yang mengalami AIDS juga bisa terkena penyakit kanker dengan mudah.

Jenis kanker yang biasanya muncul yaitu kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan sarkoma Kaposi.

2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi paling umum yang muncul saat seseorang mengidap HIV.

Pasalnya, orang dengan HIV/AIDS tubuhnya sangat rentan terkena virus.

Oleh sebab itu, tuberkulosis menjadi penyebab utama kematian di antara orang dengan HIV/AIDS.

3. Sitomegalovirus
Sitomegalovirus adalah virus herpes yang biasanya ditularkan dalam bentuk cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu.

Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif.

Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah karena Anda mengidap penyakit HIV dan AIDS, virus dapat dengan mudah menjadi aktif.

Sitomegalovirus dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lain.

4. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi akibat HIV/AIDS.

Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.

5. Kriptokokus meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).

Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang bisa didapat oleh orang dengan penyakit HIV/AIDS.

Kriptokokus yang disebabkan oleh jamur di dalam tanah.

6. Toksoplasmosis
Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang menyebar terutama melalui kucing.

Kucing yang terinfeksi biasanya memiliki parasit di dalam tinjanya.

Tanpa disadari, parasit ini kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan manusia.

Jika orang dengan HIV/AIDS mengalami toksoplasmosis dan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi otak serius seperti ensefalitis.

7. Cryptosporidiosis
Infeksi ini terjadi disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan.

Biasanya, seseorang bisa terkena parasit ini cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi.

Nantinya, parasit akan tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS.

Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami masalah neurologis dan masalah ginjal jika memiliki penyakit AIDS.

Diagnosis HIV/AIDS
Mendiagnosis penyakit ini biasanya akan dilakukan dengan tes darah.

Ini adalah cara yang paling memungkinkan untuk dokter memeriksa sekaligus menentukan apakah Anda terinfeksi HIV atau tidak.

Keakuratan tes tergantung pada waktu paparan terakhir HIV, misalnya kapan terakhir kali berhubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi.

Jika Anda pernah melakukan berbagai tindakan berisiko, Anda bisa saja terinfeksi.

Meski begitu, butuh waktu sekitar 3 bulan setelah paparan pertama untuk antibodi human immunodeficiency virus bisa terdeteksi dalam pemeriksaan.

Oleh karena itu, lebih baik melakukan tes HIV untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda secara pasti.

Jika hasil tes Anda positif (reaktif), tandanya Anda memiliki antibodi HIV dan memiliki infeksi penyakit tersebut.

Meski positif HIV, namun belum berarti Anda juga memiliki AIDS.

Tidak ada yang tahu pasti kapan seseorang terinfeksi virus HIV akan mengalami AIDS.

Jika hasil tes HIV negatif, artinya di dalam tubuh Anda tidak memiliki antibodi human immunodeficiency virus.

Pengobatan HIV/AIDS
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghilangkan sepenuhnya infeksi virus HIV dari dalam tubuh.

Namun, gejala penyakit bisa dikendalikan dan sistem imun bisa ditingkatkan dengan pemberian terapi antiretoviral (ARV).

Terapi ARV tidak dapat membasmi virus seluruhnya, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat.

Setiap pengidap HIV bisa hidup sehat dan menjalani aktivitas secara normal selama menjalani pengobatan antiretroviral.

Selain itu, mengikuti pengobatan juga membantu mengurangi risiko penularan terutama pada orang-orang terdekat.

Terapi ARV terdiri dari penggunaan sekumpulan obat antiviral yang dapat mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh dengan menghambat virus memperbanyak diri.

Berkurangnya virus memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus yang menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.

Dengan begitu, jumlah virus di dalam tubuh dapat terkendali dan infeksinya tidak menimbulkan gejala.

Di samping itu, jumlah virus yang rendah membuat kemungkinan risiko penularan ke orang lain pun semakin berkurang.

Anda biasanya diminta untuk menjalani pengobatan ARV sesegera mungkin setelah terinfeksi HIV, terlebih jika sedang dalam kondisi berikut:

* Hamil
* Memiliki infeksi oportunistik (infeksi penyakit lain bersamaan dengan HIV)
* Memiliki gejala yang parah
* Jumlah sel CD4 di bawah 350
* Memiliki penyakit ginjal akibat HIV
* Sedang dirawat karena hepatitis B atau C

Dalam terapi ART, ada banyak obat untuk HIV yang biasanya dikombinasikan sesuai dengan kegunaannya. Beberapa jenis obat antiretroviral adalah:

Pemilihan jenis pengobatan akan berbeda untuk setiap orang karena perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.

Dokterlah yang akan menentukan rejimen yang tepat untuk Anda.

Pengobatan di rumah
Selain terapi antiretroviral, berikut gaya hidup sehat yang perlu dilakukan ODHA untuk menjaga kesehatan:

* ODHA harus makan makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak sayur, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
* Cukup istirahat.
* Rutin berolahraga.
* Menghindari obat-obatan terlarang termasuk alkohol.
* Berhenti merokok.
* Melakukan berbagai cara untuk mengelola stres seperti meditasi atau yoga.
* Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis memegang hewan peliharaan.
* Menghindari daging mentah, telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan laut mentah.
* Melakukan vaksin yang tepat untuk mencegah infeksi seperti radang paru dan flu.

Pencegahan HIV/AIDS
Jika Anda atau pasangan positif terinfeksi HIV/AIDS, Anda dapat menularkan virus ke orang lain, meski tubuh tidak menunjukkan gejala apapun.

Untuk itu, lindungi orang-orang di sekitar Anda dengan mencegah penyebaran HIV/AIDS seperti:

* Selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks vagina, oral, atau anal.
* Tidak berbagi jarum atau peralatan obat lainnya.

Jika Anda hamil dan terinfeksi HIV, berkonsultasilah dengan dokter yang memiliki pengalaman tentang pengobatan penyakit HIV.

Tanpa pengobatan, sekitar 25 dari 100 bayi yang lahir dari ibu juga bisa terinfeksi.

Jika memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter demi lebih memahami solusi terbaik untuk Anda.