Blog

Filsafat Penegrtian Teori Dan Cabang Kelimnuannya

Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang mana merupakan gabungan dari kata philo dan sophia. Philo berarti cinta, sementara sophia berarti kearifan atau kebijaksanaan. Jadi, dapat diketahui bahwa filsafat adalah sebuah keinginan untuk mencapai cita dan cinta dalam kebijaksanaan.

Dalam usaha pencarian tentang pengertian filsafat, banyak ahli yang telah merumuskan dan mendefinisikan pengertian filsafat. Dikarenakan perbedaan latar belakang dan sudut pandang dari tiap ahli filsuf, maka lahirlah rumusan tentang pengertian filsafat yang berbeda pula.

Namun, dari sekian banyaknya pengertian filsafat, dapat kita bedakan pengertian filsafat berdasarkan hal-hal berikut, antara lain:

* Filsafat sebagai Suatu Sikap dan Pandangan Hidup

Secara harfiah, pandangan hidup diartikan sebagai jalan hidup yang tempuh seseorang untuk mencapai tujuannya. Jadi, dalam aspek ini filsafat dipandang sebagai pedoman dalam menyikapi hal tertentu dalam hidup.

* Filsafat sebagai Suatu Metode

Filsafat dijadikan sebagai acuan cara bertindak menurut sistem tertentu dengan memperhatikan unsur-unsur dibelakang objek formal yang menjadi pusat pemikirannya.

* Filsafat sebagai Suatu Kumpulan Persoalan

Selain sebagai acuan dalam memecahkan masalah pribadi para filsuf, namun filsafat juga masih belum mampu memecahkan banyaknya persoalan kehidupan manusia yang sampai saat ini belum terungkap. Sebagai contoh tentang keadaan ruh manusia, berada dimanakah ruh manusia yang telah meninggal setelah jasad dikuburkan.

* Filsafat sebagai Suatu Sistem Pemikiran

Dalam sejarah perkembangannya, filsafat tidak bisa lepas dari para ahli filsuf yang menjadikan filsafat sebagai bahan dan sistem pemikiran, seperti Socrates, Thales, Anaximanes, Plato, Aristoteles, dan Anoximandros.

* Filsafat sebagai Suatu Usaha untuk Memperoleh Pandangan secara Menyeluruh

Dalam prakteknya, filsafat berusaha menggabungkan berbagai kesimpulan dari berbagai cabang ilmu serta peristiwa-peristiwa yang manusia alami menjadi sebuah pandangan secara menyeluruh.

* Filsafat sebagai Suatu Analisis Logis

Berbicara tentang filsafat berarti juga berbicara tentang analisis terhadap bahasa dan penjelasan makna-makna yang terkandung dalam kata dan pengertian filsafat itu sendiri dengan tujuan menghilangkan kekaburan-kekaburan makna dari sutau peristiwa tertentu.

Teori Filsafat
Dalam mempelajari ilmu filsafat, tentunya kita harus berkiblat pada pemikiran para filsuf. Berikut ini beberapa tokoh sentral ahli filsuf termahsyur dunia, antara lain yaitu:

Hidup di abad ke 6 sebelum masehi, Thales dan Miletos merupakan orang yang mendapat gelar filsuf pertama di dunia. Thales berpendapat bahwa arkhe (asas atau prinsip) dari alam semesta yang ditempati manusia ini adalah air.

Semuanya berasal dari air dan keakan kembali menjadi air (K. Bertens, 1975:26). Thales mengungkapkan pendapatnya tersebut dikarenakan semua bahan makanan makhluk hidup beserta benihnya memuat zat lembab.

Phytagoras yang juga seorang matematikawan, merupakan filsuf pertama yang menggunakan kata philosophia. Phytagoras berpendapat bahwa bilangan adalah segalanya, dimana bilangan tersebut terdiri dari bilangan genap dan ganjil, bilangan terbatas dan tak terbatas.

Menurutnya, ‘apabila bilangan mengatur alam semesta, maka bilangan adalah kuasa yang diberikan kepada kita guna mendapat mahkota, untuk itu kita menguasai bilangan’.

Menurut Herakleitos, perubahan adalah satu-satunya kemantapan. It rest by changing(K. Bensten, 1975:42). Salah satu ungkapan yang terkenal dari Herakleitos adalah panta rhei kai uden menei, semua mengalir dan tidak ada yang menetap atau tinggal.

Paramenides merupakan tokoh filsuf yang menolak segala bentuk gerakan dan perubahan di alam semesta ini. Realitas adalah sebuah keseluruhan yang menyatu dan statis. Menurutnya, jalan kebenaran bersandar hanya pada satu keyakinan: yang ada itu ada,itulah kebenaran.

Dalam kajiannya tentang filsafat, Socrates lebih memfokuskan pemikiran dan pemahamannya kepada manusia. Yaitu tingkah laku manusia dalam kesehariannya.

Dalam teorinya, Socrates berusaha menjawab beberapa pertanyaan, antara lain seperti apa itu hidup yang baik, kebaikan apa yang bisa membuat manusia bahagia, dan norma apa yang bisa menjadi parameter baik buruknya suatu perbuatan.

Salah satu pemikiran Plato yang paling penting dan terkenal adalah teorinya tentang filsafat idealisme Plato. Menurutnya, manusia adalah makhluk ganda dan memiliki tubuh yang tidak dapat dipisahkan dengan indera serta tunduk terhadap takdir.

Sejak munculnya Aristoteles sebagai seorang filsuf, pemikiran-pemikiran filsafat menjadi lebih tersusun secara sistematis, yang mana dapat dikelompokkan menjadi 8 bagian, yaitu logika, filsafat alam, psikologi, biologi, matematika, etika, politik dan ekonomi, retorika dan poetika.

Ibn Sina bersikukuh bahwa satu-satunya bentuk pengetahuan yang bernilai adalah ide-ide abstrak yang berasal dari pemikiran-pemikiran cerdas yang aktif. Sedangkan penyesuaian antara ide-ide abstrak dengan realitas hanyalah sebuah kebetulan belaka.

Menurut Al Kindi, ilmu pengaetahuan terbagi menjadi 2, yaitu pengetahuan yang diperoleh langsung oleh Nabi dari Tuhan (devine science), dan pengetahuan yang didasarkan atas pemikiran manusia (human science).

Mazhab Filsafat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukum fikih yang menjadi ikutan umat Islam.

Namun, di ilmu filsafat ada 7 mazhab yang muncul sebagai akibat dari pemikiran-pemikiran para filsuf, antara lain sebagai berikut:

Mazhab rasionalisme adalah aliran filsafat yang beranggapan bahwa otoritas rasio (akal) merupakan sumber dari segala pengetahuan yang saat ini ada, dan pengalaman hanya digunakan untuk memperkuat pengetahuan yang didapatkan dari akal.

Mazhab empirisme merupakan kebalikan dari mazhab rasionalisme, yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan sumber utama dari sebuah pengetahuan, baik pengalaman lahir maupun batin.

Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat yang beranggapan bahwa seluruh realitas bersifat spiritual/psikis, dan menganggap materi yang sifatnya fisik tidak ada.

Mazhab positivisme berpendirian bahwa ilmu alam merupakan satu-satunya sumber atau pangkal dari pengetahuan yang benar dan segala sesuatu yang berkenaan dengan metafisik ditolak. Semua didasarkan pada data empiris, sehingga tidak ada yang namanya spekulasi.

Mazhab pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengajarkan bahwa sesuatu dianggap benar jika hal tersebut memiliki manfaat di kehidupan nyata. Pedoman dari mazhab ini adalah logika pengamatan. Oleh karena itu kebenaran yang dimaksud sifatnya relatif tidak mutlak.

Mazhab fenomenologi merupakan aliran yang di dalamnya membicarakan tentang sebuah fenomena, atau segala sesuatu yang muncul di masyarakat. Namun fenomena ini sifatnya tidak nyata atau semu.

Mazhab ini menjelaskan tentang cara bagaimana manusia bisa berada (exist) di dunia ini. Hal ini berbeda dengan keberadaan benda-benda, dimana benda ada tanpa adanya keterhubungan benda satu dengan yang lainnya.

Sedangkan manusia bisa berada di dunia ini karena adanya hubungan (keterkaitan) dengan sesama manusia serta benda-benda sekitar.

Cabang Filsafat
Dalam perkembangannya, cabang-cabang filsafat dapat dibagi menjadi empat, antara lain sebagai berikut:

Logika merupakan salah satu cabang filsafat yang digunakan untuk mengkaji dan menganalisis benar atau tidaknya suatu pemikiran. Dalam penerapannya, diharapkan seseorang dapat menilai sesuatu dengan pemikiran atau nalar yang lurus dan tepat sehingga bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat sehingga kita mampu membedakan mana argumen yang baik dan tidak baik.

Dalam cabang filsafat metafisika, hal yang akan dikaji adalah hakikat atau makna dari sesuatu yang ada dan nampak (kasat mata). Dengan mempelajari metafisika, seseorang akan mampu mengenali Tuhannya dengan baik.

Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dibahas dalam metafisika ilmu pendidikan adalah tentang hakikat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan.

Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang menjelaskan tentang terciptanya sebuah pengetahuan, baik dari mana pengetahuan itu berasal, batas-batas dan sifat-sifat pengetahuan, serta metode dan kesahihan pengetahuan.

Sehingga dengan mempelajari epistemologi diharapkan seseorang dapat mengetahui kebenaran dari suatu ilmu dengan meninjau dari substansi ilmu itu sendiri.

Dalam kajiannya, aksiologi menjelaskan tentang arti nilai atau moral sekaligus kegunaan dari sebuah pengetahuan bagi kehidupan manusia.

Di sini aksiologi memiliki peran sebagai pembimbing sekaligus pelindung bagi manusia, karena aksiologi secara tidak langsung telah mengajarkan nilai-nilai yang ada di kehidupan manusia.

Dalam realitanya, teori-teori dari aksiologi hampir sama dengan agama, yaitu sama-sama sebagai pedoman hidup manusia.