Blog

Disiplin Kerja Menurut Para Ahi

Manajemen Sumberdaya Manusia Kedisiplinan merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting yang perlu diperhatikan oleh perusashaan, karena semakin baik disiplin karyawan, maka semakin baik pula kinerjanya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi suatu organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Berikut ini pengertian kedisiplan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut : Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara ( 2004:129 ) mengartikan bahwa : Kedisiplinan dapat di artikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman – pedoman organisasi. Menurut T. Hani Handoko ( 2001:308 ) menjelaskan sebagai berikut : Kedisiplinan adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar – standar organisasi. Menurut Abdurrahman Fathoni ( 2006:172 ) mengemukakan bahwa : Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma social yang berlaku. Menurut Veitzal Rivai ( 2004:444 ) mengungkapkan bahwa : Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan oleh para menajer untuk berkomunikasi dengan para karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma sosial yang berlaku. Menurut Gozali saydam ( 2005:284 ) menjelaskan bahwa : Kedisiplinan adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma – norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Menurut Ahmad Tohardi dikutip dari Alex S. Nitisemito ( 2002:393 ) menerangkan bahwa : Kedisiplinan adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Berdasarkan pengertian tentang penjelasan kedisiplinan yang di kemukakan oleh para ahli, bahwa kedisiplinan merupakan alat yang digunakan oleh para manajer, agar karyawan mau mentaati dan sadar akan semua peraturan yang berlaku. Macam – Macam Kedisiplinan Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara ( 2009:129 ) ada dua bentuk kedisiplinan, yaitu : Penjelasannya sebagai berikut : Adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan – aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan karyawan berdisiplin. Adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Menurut Ahmad Tohardi dikutip dari AS. Moenir ( 2002:394 ) kedisiplinan itu dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Disiplin terhadap waktu 2. Disiplin terhadap tingkah laku dan perbuatan Penjelasanya ialah sebagai berikut : Ad.1. Disiplin terhadap waktu Yaitu disiplin terhadap ketepatan waktu , sepereti masuk kerja tepat waktu ataupun masuk lebih awal dari waktu yang ditentukan. Ad.2. Disiplin terhadap tingkah laku dan perbuatan Yaitu ketaatan terhadap peraturan dan prosedur kerja yang ada diorganisasi atau perusahaan tersebut. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Mengingat betapa pentingya kedisiplinan didalam suatu organisasi perusahan agar tujuannya bisa tercapai secara optimal maka faktor – faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, yaitu sebagai berikut : Menurut Malayu S.P Hasibuan ( 2005: ) menyebutkan: Penjelasannya sebagai berikut : Ad.1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yangt akan dicapai harus jelas dan diterapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan ( pekerjaan ) yang di bebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kamampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh – sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Teladan pimpinan sangat berperan dalam menntukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pemimpin yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik. Jika teladan pemimpin kurang baik ( kurang berdisiplin ), para bawahan pun akan kurang baik. Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/ pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan meraka akan semakin baik pula. Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Waskat ( pengawasan melekat ) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan mengawasi prilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini untuk mencegah/ mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifka peranan atasan dan bawahan, menggali system – system kerja yang paling efektif, serta menciptakan system internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan prusahaan, karyawan, dan masyarakat. Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanski hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan – paraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pemimpin menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. Ad.8. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan – hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis. Dari penjelasan faktor – faktor kedisiplinan diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus memperhatikan semua situasi dan kondisi yang ada pada karyawannya agar kinerjanya dapat meningkat, dari mulai pemberian tugas terhadap karyawan, pemberian balas jasa, sampai pada hubungan kemanusiaan atau hubungan antar karyawan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian dari faktor – faktor tersebut diatas penulis menjadikannya sebagai indikator dari kedisiplinan. Menurut A.A Anwar Prabu Mangku Negara ( 2009: ) menyebutkan 3 ( tiga ) pendekatan kedisiplinan, yaitu : 1.Pendekatan disiplin modern 2.Pendekatan disiplin dengan tradisi 3.Pendekatan disiplin bertujuan Dijelaskan sebagai berikut : Ad.1. Pendekatan disiplin modern Yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman, artinya menghindarkan hukuman secara fisik dan memperbaiki semua keputusan tentang pelanggaran kedisiplinan, dengan mengadakan proses penyuluhan dengan fakta – faktanya, dan memperbaiki keputusan yang yang berat sebelah pihak. Ad.2. Pendekatan disiplin dengan tradisi Yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman, yaitu penegakan kedisiplinan dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya langsung yang melanggar dan menghukumnya sesuai dengan tingkat kesalahannya. Dan bagi karyawan yang melakukan kesalahan untuk yang kedua kali maka hukuman akan diberikan dengan seberat – beratnay. Ad.3. Pendekatan disiplin bertujuan Yaitu pemahaman tentang bagaimana semua karyawan mengerti dan mengetahui tentang kedisiplinan dan memperbaiki perilakunya untuk berdisiplin dan mau bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Dari pengertian diatas yaitu mengenai pendekatan disiplin yaitu banyak hal yang harus dilakukan mulai dari menghindarkan hukuman langsung yang mengenai fisik karyawan, mencari fakta – fakta tentang pengaduan – pengaduan dari seorang karyawan tentang laporan yang diterima, menghukum karyawan yang melanggar dan mengarahkan serta memperbaiki karyawan yang selalu melanggar kedisiplinan. Pelaksanaan Sanksi Kedisiplinan Pelaksanaan terhadap pelanggaran disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara ( 2009:131 ) menjelaskan demikian : 2. Pemberian sanksi harus segera 3. Pemberian sanksi harus konsisten 4. Pemberian sanksi harus impersonal Penjelasannya yaitu sebagai berikut : Ad.1. Pemberian peringatan Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar para pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya. Disamping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite pegawai. Ad.2. Pemberian sanksi harus segera Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peratuaran organisasi yang berlaku. Tujuannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku diperusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Disamping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin prusahaan. Ad.3. Pemberian sanksi harus konsisten Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan – peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidakonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatka pegawai mengadakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin. Ad.4. Pemberian sanksi harus impersonal Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda – bedakan pegawai, tua muda, pria-wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disisplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan. Dari penjelasan diatas yaitu mengenai pelaksanaan sanksi yang diberikan kepada pegawai yang melanggar kedisiplinan yaitu memulai dengan memberikan peringatan – peringatan dari peringatan pertama, kedua sampai ketiga dan bila masih melanggar maka sanksi harus segera diberikan dari yang ringan sampai yang berat, dan harus bersifat konsisten atau terus menerus bagi yang melakukan pelanggaran dan tidak membeda – bedakan sanksi hukuman yang diberikan antara yang tua ataupun tua, wanita atau pria tetap harus diperlakukan sama, agar tidak adanya pelanggaran yang terulang kembali oleh para pegawai. Teknik – Teknik Pelaksanaan Kedisiplinan Dalam melaksanakan kedisiplinan terhadap karyawan itu ada beberapa teknik yang harus dilakukan. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara ( 2009: ) menjelaskan sebagai berikut: 1. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin 2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif 3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri 4. Teknik disiplin inventori penyelia 5. Teknik disiplin menegur pegawai “Primadona” 6. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran Penjelasannya yaitu sebagai berikut : Ad.1. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin Yaitu tindakan perbaikan sedini mungkin dari pihak manajer mengurangi tindakan disipliner dimasa mendatang. Ad.2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif Yaitu teknik yang dilakukan para manajer dengan cara memberi contoh disiplin yang baik kepada para bawahan dengan datang tepat waktu, mengadakan hubungan yang erat dengan para bawahan dan memberika pujian tentang pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik. Ad.3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri Ialah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan yang mereka tidak senangi, dan usaha seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Ad.4. Teknik disiplin inventori penyelia Yaitu suatu cara yang memeberikan sebuah pertanyaan tentang kedisipilinan kepada setiap karyawan yang nantinya jawaban dari setiap pertanyaan tersebut dibandingkan dengan yang lain dan mencari kesepakatan tentang perubahan disiplin untuk masa yang akan datang, agar adanya perubahan yang lebih baik dan efektif. Ad.5. Teknik disiplin menegur pegawai “Primadona” Ialah teknik yang dilakukan seorang manajer yang menegur bawahannya yang melakukan sebuah kesalahan atau melanggar kedisiplinan, sementara bawahannya tersebut masih ada hubungan keluarga dengan pimpinan/ direktur dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan agar ia mau berdisiplin dan menghindari tindakan tidak berdisiplin yang dilakukan karyawan lain. Ad.6. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran Teknik yang dilakukan dengan memberikan sebuah pertanyaan halus yang isinya sebuah teguran dan singgungan kepada karyawan yang melakukan kesalahan agar ia mau memperbaiki kesalahan tersebut. Yaitu teknik yang dilakukan dengan teguran lisan secara langsung dari seorang manajer, diikuti oleh ucapan syukur dan diakhiri dengan peringatan lunak.