Blog

Cara Mandi Wajib Setelah Haid Beserta Niatnya Sesuai Tuntunan Nabi

Sahabat sharingk, artikel kali ini akan membahas tentang cara mandi wajib setelah haid beserta niatnya sesuai dengan tuntunan Nabi. Darah haid merupakan sesuatu yang kotor. Bahkan di jaman jahiliyah (sebelum Islam datang) wanita haid dianggap sangat “menjijikkan” hingga mereka harus dikeluarkan dari rumah untuk sementara waktu.

Sedangkan dalam Islam darah haid adalah najis yang dapat menghalangi wanita untuk melakukan ibadah-ibadah seperti sholat, puasa, tilawah, dan lain-lain. Oleh karenanya setelah haid wanita diwajibkan mensucikan diri dengan cara mandi wajib.

Kewajiban ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bunda Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada Fathimah binti Abi Hubaisy:

فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى

“Apabila kamu datang haidh hendaklah kamu meninggalkan shalat. Apabila darah haidh berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat.” (HR. Bukhari no. 320 dan Muslim no. 333).

Kemudian Hadits No. 132

Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haid dan junub.” Riwayat bu Dawud dan hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

Mandi wajib setelah haid adalah ibadah. Agar ibadah ini diterima oleh Allah maka pelaksanaannya harus sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Rasulullah telah menerangkan tata cara mandi wajib setelah haid dalam hadist.

hellogiggles.comBerikut ini kami merangkum tata cara mandi wajib setelah haid dalam bentuk point-point agar mudah diingat dan dipahami.

1. Berniat Mandi Wajib Setelah Haid
Niat terletak di dalam hati sehingga tidak harus dilafalkan. Adapun jika dilafalkan juga boleh. Niat yang dilafalkan bertujuan membantu seseorang untuk fokus memurnikan tujuan amalnya karena Allah Subhanahu Wata’ala. Berikut ini lafal niat mandi wajib setelah haid bagi yang ingin mengamalkannya:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Cara membacanya:“Nawaitul Ghusla Lifrafil Hadatsil Haid Lillahi Ta’ala”

Artinya:”saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast haid karena Allah Ta’ala”

2. Membasuh Tangan
Membasuh tangan dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebanyak tiga kali. Hikmahnya, tangan benar-benar terbebas dari kotoran, debu dan berbagai macam najis setelah beraktivitas.

3. Membersihkan Organ Tubuh yang Kotor
Membersihkan organ tubuh yang kotor seperti kemaluan, dubur, ketiak dan lain-lain dengan tangan kiri. Bagi wanita setelah haid kebersihan daerah kewanitaan merupakan hal paling diperhatikan.

4. Mencuci Tangan Kembali
Mencuci kembali tangan yang digunakan untuk membersihkan organ-organ tubuh yang kotor, yaitu dengan mengusap-usapkan ke tanah atau menggunakan sabun.

5. Berwudhu Seperti Biasa
Karena di dalam mandi wajib setelah haid sudah ada aktifitas wudhu sehingga mandi wajib telah menggantikan wudhu. Seseorang yang telah mandi wajib setelah haid tidak harus wudhu untuk beribadah.

6. Mengguyurkan Air Ke Seluruh Tubuh
Menguyurkan air ke seluruh tubuh dimulai dari kepala bagian kanan kemudian kiri. Hendaknya dipastikan seluruh anggota badan terguyur oleh air terutama (mohon maaf) yang berbadan gemuk. Biasanya orang gemuk ada lipatan-lipatan di bagian bawah sehingga tidak terkena air.

7. Menyela-nyela Rambut
Menyela-nyala rambut menyilang dengan jari jemari tangan. Karena kulit kepala sering kali tidak terbasahi oleh air sebab tertutup kulit kepala.

Hal ini berdasarkan hadist Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya di bawah setiap helairambut terdapat jinabat. Oleh karena itu cucilah rambut dan bersihkanlah kulitnya.”

Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi dan keduanya menganggap hadits ini lemah.

Wanita dilarang memakai penutup kepala saat mandi wajib setelah haid.

8. Mengguyur Seluruh Tubuh
Mengguyur seluruh bagian tubuh dimulai dari kanan lalu ke kiri.

9. Mandi Menggunakan Sabun dan Shampo
Jika ingin lebih bersih maka boleh dilanjutkan menggunakan sabun dan shampo. Tidak disarankan menggunakan sabun atau shampo sejak awal mandi karena sabun atau shampo dapat bercampur dengan air sehingga status air menjadi tidak mutlak.

Mandi wajib harus menggunakan air mutlak. Yaitu air yang masih murni warnanya, baunya dan rasanya.

10. Menggunakan Wewangian
Setelah mandi wajib setelah haid wanita disarankan mengusapkan wewangian ke daerah kewanitaan. Seperti yang dijelaskan dalam hadist berikut ini:

Dari ‘AisyahRadhiyallahu ‘Anhabahwa seorang wanita bertanya kepada NabiShallallahu ‘alaihi wa Sallamtentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:

تَأْخُذُ فِرْصَةً مِنْ مِسْكٍ فَتَطَهُّرُ بِهَا قَالَتْ كَيْفَ أَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَ تَطَهَّرِي بِهَاسُبْحَانَ اللهِ.قَالَتْ عَائِشَةُ وَاجْتَذَبْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ تَتَبْعِي بِهَاأَثَرَا لدَّمِ

“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan kain/kapas).”(HR. Muslim: 332)

Tata cara mandi wajib setelah haid di atas disari dari hadist-hadist nabi berikut ini:

Hadist Pertama

Dari ‘AisyahRadhiyallahu ‘Anha, beliau berkata:

كُنَّاإِذَأَصَابَتْ إِحْدَانَاجَنَابَةٌأَخَذَتْ بِيَدَيْهَاثَلَاثًافَوْقَ رَأْسَهَا ثُمَََّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَاالْأيَْمَنِ وَبِيَدِهَااْلأُخْرَى عََََلَى شِقِّهَااْلأ يْسَرِ

“Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dengan satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.”(Hadits Shahih riwayat Bukhari: 277 dan Abu Dawud: 253)

Hadist Kedua

dari ‘AisyahRadhiyallahu ‘Anhabahwa Asma’ binti SyakalRadhiyallahu ‘Anhabertanya kepada RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallamtentang mandi haidh, maka beliau bersabda:

تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ

“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).”

Hadits Ketiga

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; dia berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai kedasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Keempat

عن ميمونة بنت الحارث رضي الله عنها زوجة النبي صلى الله عليه وسلم أنها قالت : وضعتُ لرسول الله صلى الله عليه وسلم وَضوء الجنابة ، فأكفا بيمينه على يساره مرتين أو ثلاثا ، ثم غسل فرجه ، ثم ضرب يده بالأرض أو الحائط – مرتين أو ثلاثا – ثم تمضمض واستنشق ، ثم غسل وجهه وذراعيه ، ثم أفاض على رأسه الماء ، ثم غسل سائر جسده ، ثم تنحّى فغسل رجليه ، قالت : فأتيته بخرقة فلم يُردها ، وجعل ينفض الماء بيده

Dari Maimunah binti Al-Harits radhiyallahu‘anha; dia mengatakan, “Saya menyiapkan air bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mandi junub. Kemudian beliaumenuangkan (air tersebut)dengan tangan kanannya di atas tangan kirinya sebanyak dua kali – atau tiga kali, kemudian beliaucuci kemaluannya, lalumenggosokkan tangannya di tanah atau di temboksebanyak dua kali – atau tiga kali. Selanjutnya, beliauberkumur-kumur dan ber-istinsyaq(menghirup air), kemudian beliaucuci mukanya dan dua tangannya sampai siku. Kemudian beliausiram kepalanya lalu seluruh tubuhnya. Kemudian beliaumengambil posisi/tempat, bergeser, lalu mencuci kedua kakinya. Kemudian saya memberikan kepadanya kain (semacam handuk, pen.) tetapi beliau tidak menginginkannya, lalu beliau menyeka air (di tubuhnya) dengan menggunakan kedua tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Itulah tata cara mandi wajib setelah haid. Semoga dapat bermanfaat untuk sahabat sharingk sekalian.. Lebih lengkapnya tentang mandi wajib bisa kamu baca di artikel saya “Tata Cara Mandi Wajib dan Niat Mandi Wajib“