Blog

Arti Ekonomis Dan Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli

> Arti ekonomis adalah bersifat hati-hati, hemat atau tidak boros. Sedangkan pengertian ekonomi adalah ilmu tentang keuangan, industri dan perdagangan

ANNAIRI.ID – Seringkali kita mendapati kata ekonomis dan ekonomi, lantas apakah ada perbedaan antara ekonomis dan ekonomi. Apa arti ekonomis dan apa arti ekonomi?

Dua kata tersebut ternyata memiliki perbedaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti ekonomis adalah bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan barang, bahasa, waktu; tidak boros; hemat.

Jadi arti ekonomis lebih bersifat praktis atau bentuk sifat dari kegiatan ekonomi. Apakah arti ekonomi? Berikut ini akan dijelaskan pengertian ekonomi menurut para ahli ekonomi.

Namun sebelumnya, menurut KBBI arti ekonomi memiliki empat pengertian yakni: Pertama, ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan).

Kedua, pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga. Ketiga, tata kehidupan perekonomian (suatu negara) dan, Keempat, cak urusan keuangan rumah tangga (organisasi, negara).

Arti Ekonomis: Pengertian Ekonomi
Banyak para ahli ekonomi memberikan pengertian tentang ilmu ekonomi yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya pengertian-pengertian itu mengandung makna yang sama. Pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia perseorangan (pribadi), kelompok (keluarga, suku bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.[1]

Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok masyarakat (dapat berbentuk badan hukum maupun tidak serta dapat pula berbentuk penguasaan atau pemerintah) dalam memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan material maupun spiritual (jasmani dan rohani) dimana kebutuhan tersebut cenderung mengarah menjadi tidak terbatas, sedangkan sumber pemenuhan kebutuhan tersebut sangat terbatas.[2]

Napirin dalam bukunya pengantar ekonomi menjelaskan, arti ekonomi adalah sesuatu yang membahas tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dan sarana-prasarana pemenuhannya (ilmu yang membahas tentang produksi dan kualitasnya serta bagaimana menentukan dan memperbaiki sarana-prasarananya).[3]

Ekonomi adalah ilmu yang pada dasarnya mempelajari tentang upaya manusia baik sebagai individu maupun masyarakat dalam rangka melakukan pilihan penggunaan sumber daya yang terbatas guna memenuhi kebutuhan (yang pada dasarnya bersifat tidak terbatas) akan barang dan jasa.[4]

Ekonomi adalah ilmu yang membahas masalah manusia dan sistem sosial yang mengorganisasikan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dasar (yaitu pangan, papan dan sandang) dan keinginan non material (seperti pendidikan, pengetahuan dan pemuasan spiritual).[5]

Arti Ekonomi Menurut Para Ahli
Untuk menapak uraian lebih lanjut ada tiga macam definisi yang dipandang merupakan definisi-definisi terpenting, diantaranya menurut para ahli atau tokoh yaitu :

a. Adam Smith, berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab material dari kemakmuran, seperti hasil-hasil industri, pertanian dan sebagainya.

b. Marshall berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu ekonomi membahas bagian kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh pendapat dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapat itu.

c. Ruenez mendifinisikan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhannya dengan sarana-sarananya yang terbatas yang mempunyai berbagai macam fungsi.[6]

Dari beberapa pengertian ilmu ekonomi tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam usaha mencapai kemakmuran. Kemakmuran adalah suatu keadaan manusia yang dapat memenehi segala kebutuhannya dengan alat pemuas yang tersedia.[7]

Dasar Ekonomi dalam Islam
Adapun dasar yang berhubungan urusan ekonomi sebagaimana firman Allah Allah Swt, surah Al-Baqarah ayat 29:

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah:29)

Kebutuhan tiap-tiap manusia itu tidak sama. Adapun yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan tiap-tiap manusia itu seperti tingkat pendidikan, tingkat kebudayaan, keadaan tempat atau lingkungan.

Orang yang tingkat pendidikan dan kebudayaannya tinggi tentu saja berbeda keperluan hidupnya dengan mereka yang tingkat pendidikan dan tingkat kebudayaannya rendah, sedangkan kebutuhan hidup setiap orang yang tinggal di lingkungan perkotaan, sudah tentu berbeda dengan kebutuhan hidup mereka yang tinggal di daerah pedesaan.

Pemenuhan berbagai macam kebutuhan bagi setiap orang sangat tergantung pada kemampuan yang ada padanya. Dengan kemampuan yang dimilikinya orang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya. Berbagai cara dan usaha yang dilakukan orang dalam usahanya untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhannya.

[1]Ahmad Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Alih bahasa Imam Saefudin, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 9.

[2]M. Rusli Karim, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, PT. Tiara Wacana Yogya Bekerjasama Dengan P3EL UII Yogyakarta, 1993, hlm. 3.

[3]Tagyudin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif (Perspektif Islam), Risalah Gusti, 1996, hlm. 16.

[4]Napirin, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Mikro dan Makra), Edisi 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta, Juni 2000, hlm. 1.

[5]Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta, 1994, hlm. 12.

[6]Ibid, hlm. 10-11.

[7]Zainuddin, et. al, Ekonomi I untuk SLTP Kelas I, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 3-5.