Blog

masjid tanjung burung

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu’anhu beliau berkata: Sungguh saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda

“Barangsiapa yang membangun mesjid sebab Allah Ta’ala (menginginkan wajah-Nya) karenanya Allah akan membangunkan baginya rumah (istana) di Surga”.
Seharusnya kita sadari sadari bahwa hidup dizaman yang penuh dengan glamor serta fatamorgana akan estetika dunia ialah sebuah tantangan yang besar, karenanya sesuai bila banyak sekali ummat muslim dikala ini belum dapat mengembangkan semua rangkaian ibadah seperti apa yg diajari oleh Rasulullah SAW.
Sudah kita kenal pada dasarnya Mesjid yang mana menjadi salah satu pemenuhan keperluan spiritual sebetulnya bukan cuma berfungsi sebagai daerah sholat saja, melainkan juga ialah sentra kesibukan sosial kemasyarakatan, serta sentra pengajaran agama ditegakan itu seluruh sudah terjadi seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada zama kejayaan Islam dikala itu. Sebagian ayat dalam Al-Qur’an yang menceritakan bahwa fungsi mesjid yakni sebagai daerah yang didalamnya banyak menyebut nama Allah (daerah berdzikir), daerah kasih’tikaf, daerah beribadah (sholat), sentra pertemuan islam untuk mendiskusikan urusan hidup dan pengorbanan.
Seputar lain menegaskan bahwa sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi dari Abi Sa’id Al-Khudri berbunyi bahwa tiap-tiap potongan tanah itu yakni mesjid. Kemudian dalam hadist yang lain Nabi Muhammad saw juga membeberkan, “sudah dihasilkan tanah itu mesjid bagiku, daerah sujud”. Diamana Mesjid yang berasal dari kata sajada/sujud mempunyai maksud bahwa kami mencontoh ataupun menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah SWT akan semua keterkaitan yang ada di alam raya ini. Dalam perkembangannya dikala ini mesjid telah mempunyai pengertian khusus dalam segi tata bahasanya, ialah suatu bangunan yang berfungsi dipergunakan sebagai daerah sholat, bagus sholat lima waktu, sholat jumat ataupun sholat hari raya berdasarkan “Sidi Gazabla.
Kemudian bila dikaitakan dengan kata mesjid di Indonesia menjadi istilah yang baku, sehingga tak jarang sekali orang-orang lazim yang menyebut kata-kata mesjid karenanya yang dialamatkan yakni daerah melakukan sholat jumat dan juga tiap-tiap daerah sholat yang tak dipergunakan untuk sholat jum’at karenanya daerah itu tak disebut mesjid. Langsung apa yang perlu kita perbaiki dalam persoalan terbut, dan apa sikap kita yang tentunya tak akan memunculkan perselisihan besar, jawabannya yakni lebih dapat memberikan kontribusi penuh kepada mesjid yang sebetulnya menjadi daerah pembangunan masyarakat. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *