Blog

Kabar Tentang Kandang Burung

Kabar Tentang Kandang Burung

1. Bahan rangka kandang burung dapat dari bambu, kayu, rotan, logam dan plastik. Bahan jeruji dapat dari bambu atau logam/kawat baja.

Untuk kandang dari logam dikhususkan untuk burung-burung paruh bengkok dengan paruh tajam dan kuat serta menyukai mengerat. Keunggulan bahan logam merupakan gampang dibersihkan dan kuat. Kelemahannya gampang berkarat sekiranya terkena air dan udara dengan kadar garam tinggi. Kecuali itu perlu diwaspadai adanya sebagian tipe logam yang berbisa.

Berikut ini sebagian tipe logam dan sifat racunnya:

Beragam kasus burung yang keracunan logam dilaporkan dalam Journal of Avian Medicine & Surgery, sebagaimana ditulis di multiscope (Hot Titik for Birds). Sekedar untuk pengetahuan Anda, berikut ini sejumlah logam yang membahayakan dan tak membahayakan bagi burung, yang umumnya diterapkan sebagai bahan pembuatan kandang, wadah air dan pakan, sangkar dan sebagainya:

1. Kuningan

Kuningan ialah logam campuran antara tembaga dan seng. Kedua logam ini berpotensi membikin burung keracunan.

Seandainya ada kuningan pada kandang burung-burung kecil barangkali tak permasalahan sebab mereka tak mungkin dapat mematuki logam itu hingga mengelupas. Namun untuk burung berparuh kuat, seperti lovebird, nuri, betet dan sebagainya, karenanya logam ini dapat mereka gerogoti. Karenanya hindarkan kuningan dari mereka.

Journal of Avian Medicine & Surgery melaporkan adanya burung makau yang hampir mati sebab keracunan seng. Pasalnya ia mengunyah-ngunyah tiga gerendel kuningan dan juga menggerogoti sangkar kawat krom (krom juga mengandung seng).

2. Timah

Timah juga benar-benar berbisa untuk burung. Termasuk barang yang mengandung timah ini antara lain merupakan tutup kaleng, bandul pancing, pemberat korden, koil tutup sampanye, timah pateri, koil soldir, lempengan dalam batu baterai, sejumlah mainan buah hati dan lain sebagainya.

3. Tembaga

Tembaga juga berpotensi meracuni burung meskipun kadar racun dari logam ini benar-benar sedikit. Makanan yang mengandung asam yang disimpan dalam wadah tembaga dapat jadi terkontaminasi tembaga. Demikian pula saluran atau wadah air yang terbuat dari tembaga, berpotensi mencemari air yang mengalir atau berada di dalamnya. Sekiranya ingin memakai wadah tembaga untuk burung, sebaiknya masukkan air ke dalamnya tak dalam keadaan panas. Tuangkan sekiranya telah dingin baru dikasih ke burung. Jika bukan didinginkan di dalam wadah hal yang demikian.

4. Kawat (yang non-galvanil), baja serta besi (yang tak dilapisi cat anti karat) tak berbisa untuk burung.

5. Seng

Seng benar-benar berbisa untuk burung. Termasuk di sini merupakan sangkar burung atau ram yang terbuat dari galvanil, klip atau steples, kunci-kunci mainan buah hati, paku, pipa ledeng, krom, sebagian cat anti karat, dan sebagian wadah shampo atau wadah kosmetik.

2. Ukuran kandang

Besarnya kandang burung perlu disesuaikan dengan ukuran burung, tipe burung dan gaya atau gerak mereka dikala berkicau.

Ukuran burung besar atau ekor panjang (cucakrowo, murai batu, poksai dan sejenisnya) dapat memakai kandang bulat atau kotak dengan ukuran lebar atau panjang atau jikalau bulat dengan diameter sekitar 50 cm setinggi 60 – 75 cm.

Ukuran menengah: anis merah, anis kembang, cendet, dan burung lain seukuran; dapat memakai kandang bulat atau kotak dengan lebar atau panjang 30-35 cm setinggi 50 cm.

Ukuran kecil: ciblek, prenjak, sulingan/tledekan, kolibri dan burung lain seukuran; dapat memakai kandang bulat atau kotak dengan lebar atau panjang 20-30 cm setinggi 40 cm.

Ukuran khusus: kenari, branjangan. Untuk kenari, supaya memberi kinerja yang baik, pakai kandang ukuran burung menengah dengan dua atau tiga tangkringan.

3. Jarak antar jeruji: jarak antar jeruiji disesuaikan dengan ukuran kepala burung dengan standard kepala burung tak dapat keluar melewati jeda-selanya. Untuk burung-burung bakalan yang masih giras, pakai jeruji yang relatif rapat dengan ukuran lebih sempit dibanding lebar pangkal paruh burung. Dengan demikian sekiranya burung nabrak kandang, paruh tak keluar dan pangkal paruh tak terluka.

4. Format dan ukuran pintu

Pintu masuk dihasilkan cukup lebar sehingga tangan orang dapat masuk. Buat posisi pintu di tengah dan bukan di bawah supaya mempermudah kita dikala ingin menggapai wadah pakan dan juga mempermudah kita memindah burung ke karamba dengan sistem melekatkan berhadap-hadapan pntiu kandang dan pintu karamba. Usahakan pintu dapat menutup sendiri sesudah kita buka supaya burung tak lepas sekiranya kita lupa menutup pintu.

5. Tangkringan/ tenggeran

Tenggeran tepat terbuat dari kayu keras dan permukaan kasar namun tak tajam, contohnya kayu asam dan bukan kayu yang halus permukaannya seperti kayu jambu biji contohnya. Diameter tepat merupakan kaki burung dapat mencengkeram kaprah-kaprah 2/3 komponen lingkar tenggeran.

Jumlah tenggeran dapat satu, dua atau tiga. Sementara khusus branjangan dapat memakai kandang bulat dengan ukuran diameter 35-30 cm sepanjang 75 – 100 cm dengan tangkringan khusus terbuat dari batu apung.

Kiat tenggeran atau tangkringan

Tak ada ukuran pasti pun untuk burung yang sama jenisnya sebab diameter tangkringan atau tenggeran itu permasalahan budaya. Untuk mengevaluasinya (jikalau itu burung baru kita bisa dan kita tak tahu persis ukuran kebiasaaanya), karenanya pada kali pertama kita menyangkarkan, kasih sebagian tangkringan sementara (dapat 4 hingga 5) dengan diameter yang berbeda:

Tangkringan 1:  Berdiameter separo dari panjang ujung jari depan terpanjang hingga ujung jari belakang.

Tangkringan 2:  Berdiameter 2 mm lebih lebar daripada tangkringan 1

Jika seperti itu seterusnya hingga tangkringan ke-5.

Catatan: Pakan dan air jangan ditaruh di ujung/dekat salah satu tangkringan namun diletakkan mepet dasar kandang.

Luangkan waktu barang 2-3 jam (nggak usah melotot terus menerus namun sambil berkegiatan lainnya) dan observasi, mana tangkringan yang paling banyak dihinggapi si burung. Nah, kaprah-kaprah itulah diameter tangkringan yang tepat untuk burung Anda itu.

Berikut ini sebagian wujud kandang dan posisi tenggeran:

Tangkringan dan kandang burung mempunyai bermacam-macam wujud. Seluruh itu dihasilkan layak tujuan dan tipe burungnya.

Berikut ini sebagian gambar kandang dan tangkringan di dalamnya, serta apa manfaatnya:

Gambar A merupakan kandang bulat dengan diameter bermacam-macam, mulai 40 hingga dengan 60 cm atau lebih. Tangkringan teladan itu diterapkan untuk burung berekor panjang (murai batu contohnya), dengan tujuan supaya ekor MB tak rusak dikala MB tidur. MB tidur umumnya mencari tangkringan tertinggi dan mepet di ujung tangkringan. Dengan tangkringan teladan itu, karenanya ekor burung tak melekat kandang.

Sama fungsinya dengan Gambar A merupakan kandang Gambar C. Cuma saja ini memakai tangkringan teladan “T”. Sekiranya Gambar A, tangkringan komponen atas dikaitkan ke kandang/kerangka kandang dengan kawat (umumnya kuningan supaya tak gampang berkarat).

Meskipun kandang Gambar B memakai tangkringan teladan susun silang. Tangkringan ini berisiko merusakkan ekor burung dikala tidur. Tangkringan teladan ini umumnya diterapkan untuk MB yang jikalau sedang tarung bergaya geser kanan-kiri tubuh. Sekiranya MB teladan tarung seperti itu dikasih tangkringan teladan T, ia akan banyak naik turun dari tangkringan kepala “T” ke tangkringan panjang (daerah dudukan tangkringan “T”).

Kandang Gambar D diterapkan untuk kandang harian burung2 kcil seperti kenari ciblek dan lain-lain. Namun tangkringan teladan ini tak dianjurkan sebab ekor burung gampang rusak.

Kandang Gambar E umumnya untuk kenari, kacer dan sebagainya. Tangkringan teladan ini dimaksudkan untuk burung yang berdasar gayanya sering kali bermain naik-turun dari satu tangkringan bawah ke tangkringan atas dan sebaliknya.

Gambar kandang F dan G juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan kandang Gambar E.

Meskipun kandang Gambar H memiliki fungsi yang sama dengan kandang Gambar A merupakan supaya ekor burung tak rusak sebab melekat jeruji kandang. Ini umumnya diterapkan untuk tangkringan Anis Merah atau Anis Kembang. Meskipun kandang Gambar I umumnya untuk pentet, kenari, atau sulingan yang menyukai nangkring di daerah sempit. Namun tangkringan teladan ini tak direkomendasikan untuk diterapkan.

Masih banyak lagi teladan kandang dan tangkringannya, namun sementara aku sampaikan itu dahulu merupakan teladan tangkringan yang biasanya diaplikasikan para penghobi burung.

Tentu ini lain dengan teladan tangkringan burung paruh bengkok/LB yang umumnya juga dikasih main-mainan dan sebagainya.

6. Wadah pakan dan air pakai cepuk wadah pakan yang lazim dipasarkan di pasaran atau dapat membikin khusus dengan bahan plastik, batok, logam, gerabah dan lainnya. Sebelum digunaan cuci bersih dan pastikan pinggiran-pinggiran cepuk diambril sehingga tak ada komponen yang tajam.

7. Daerah mandi, dapat memakai bak karamba khusus dan dapat pula pakai cepuk wadah pakan yang besar sehingga burung dapat mandi di dalamnya.

8. Gantungan kandang

Gantungkan burung di daerah yang tak dapat ditempuh binatang predator seperti kucing atau tikus. Dengan demikian kandang perlu ada gantungannya. Buat gantungan yang kokoh, tak gampang pesat dan jebol. Untuk menguji kekokohan kandang, dapat dicoba tarik sekuat mungkin namun terukur. Dari tes itu Anda akan tahu apakah gantungan kandang telah kokoh atau belum.

9. Alas kandang

Pakai alas wujud laci yang gampang ditarik keluar, namun dikasih pengait supaya tak gampang terlepas dengan sendirinya. Jarak antara alas dengan jeruji dasar usahakan sehingga burung tak dapat menggapai makanan yang jatuh terserpih ke alas kandang. Sangkar ini untuk menghindari burung mengambil makanan yang dekil. Dengan demikian, buat juga jeruji dasar kandang dengan jarak yang relatif rapat sehingga kepala burung tak dapat menerobosnya.

10. Jika umbaran

Sekiranya memang merasa perlu memakai sangkar umbaran, dapat pakai sangkar umbaran ukuran panjang/lebar 1 meter panjang 2-3 meter tergantung keadaan daerah tinggal kita. Lakukan pengumbaran tanpa perlu menarik hati burung untuk terbang-terbang. Untuk rujukan permasalahan umbaran, dapat diperhatikan di artikel ini.

Kembali ke MENU ARTIKEL

11. Kiat pengaplikasian kerodong.

Pakai kerodong yang ideal pas melekat di dinding kandang sehingga jikalau burung ngelabak, paruh tak via jeruji dan terluka.

Jangan seketika mengerodong burung yang baru saja diwariskan dari jemuran. Burung perlu diangin-anginkan dahulu di daerah adem.

Pakai kerodong warna netral. Atau dapat saja Anda memakai kerodong warna gelap untuk malam hari dan jelas untuk siang hari. Warna gelap meresap panas sehingga keadaan kandang hangat. Warna jelas memantulkan cahaya sehingga membikin keadaan dalam kandang relatif lebih dingin daripada memakai kerodong warna gelap.

12. Kandang karantina

Kita perlu mempunyai kandang khusus untuk siap sedia sekiranya suatu dikala kita perlu mengarantina burung sakit atau burung baru.

Beri hal yang perlu diamati dalam penyediaan kandang karantina:

Ukuran 100 x 50 x 30 cm

Dinding terbuat dari kawat kasa atau kawat ram nyamuk.

Sangkar lampu 25-40 watt untuk penghangat dan penerangan.

Jauhkan daerah pakan dan minum dari lampu.

Lantai dihasilkan dengan teladan laci sehingga gampang pembuangan kotoran burungnya.

Penempatan terpisah dari kandang burung lain.

B. Menjaga kebersihan kandang

1. Cuci hama untuk kandang baru dan lama

Sebelum diterapkan, kandang baru, bagus yang dicat ataupun tak, perlu dicuci bersih memakai deterjen. Kandang juga patut dipastikan tak beraroma cat atau vernis. Seandainya masih beraroma, tunggu hingga sebagian hari dengan dicuci dan dijemur setiap hari supaya sirna baunya.

Untuk memantapkan kandang bebas hama, semprot semua permukaan dengan antiseptic yang aman untuk burung. Dalam hal ini dianjurkan memakai FreshAves yang rupanya aman sekiranya tak sengaja terkonsumsi oleh burung.

Pencucihamaan kandang haris dikerjakan rutin minimal sebulan sekali.

2. Cuci tiap-tiap hari

Usahakan kandang dicuci tiap-tiap hari dikala burung dikaramba.

Kembali ke MENU ARTIKEL

C. Menjaga kebersihan wadah pakan dan minum

Wadah pakan dan minum burung juga patut senantiasa dibersihkan sehingga tak menjadi daerah tumbuhnya parasit dan jamur.

D. Pembuatan kandang dan tangkringan khusus untuk terapi khusus:

Kadang-kadang kita perlu kandang atau teladan tangkringan khusus untuk tujuan khusus. Beraneka pernah punya kenari yang senantiasa nglabrak-nglabrak jeruji jikalau ideal ditandingkan. Jika seperti itu nabrak jeruji, seketika terjun. Naik lagi, nglabrak lagi, seperti itu terus sambil suara. Beragam treatment pakan aku coba, tak sukses. Treatment kawinkan untuk mengurangi libido juga aku coba, tak juga sukses.

Jika berhasilnya, aku treatment tangkringan . Sekiranya umumnya tangkringan kenari cuma dua, atas-bawah paralel dengan posisi saling menyamping, karenanya aku bikin tangkringan 8 biji (kali pertama ditertawain sahabat). 4 tangkringan bawah, aku susun masing-masing paralel dengan jeruji, dengan jarak masing2 dari jeruji sekitar 7 cm.

Tangkringan atas posisi sama dengan tangkringan lapis bawah. Nah, dikala tarung di tangkringan lapisan bawah, kenari itu bergerak menelusuri tangkringan , muter ke seluruh sisi. Dapat loncat ke atas, gayanya sama persis, memutar ke seluruh sisi seakan menantang seluruh kenari di sekitarnya. Jika… kenari itu tak pernah lagi nabrak jeruji (dalam arti suara sambil kaki mencengkeram jeruji2).

Amati? Senantiasa, dikala ia menggacor dan paruh telah nempel jeruji (sebab jarak terjauh tangkringan ke jeruji cuma sekitar 7 cm yang tak memungkinkan kenari untuk lebih maju lagi), karenanya itulah posisi yang ia angap tepat. Artinya, ia tak perlu mencengkeram jeruji untuk dapat “mendamprat” lawan pada posisi yang “paling dekat” dengan lawan.

Anda pasti sering kali mengamati kenari suara ke arah posisi lawan (luar) sambil menjatuhkan badan ke dasar kandang lalu balik lagi ke atas, dan seperti itu lagi. Coba saja tak ada daerah bagi ia untuk “menjatuhkan diri” ke depan sebab dengan jeruji telah “mepet”, karenanya ia tak akan pernah lagi bergaya “jatuhan”.

Berdasar pengalaman itu, dan pengalaman yang sama selanjutnya, karenanya aku dapat mengatakan bahwa treatment ini 90% cermat untuk memecahkan kenari yang terlampau “ganas” dan punya “gaya jatuhan” dikala tarung. Amati dicoba.

E. Kiat supaya burung tak lepas

Observasi cantelan kandang. Periksa apakah mur/bautnya benar2 telah cepat. Jika cek, tiap-tiap hari karena kadang jikalau mur/baut kendor, karenanya dikala ketiup angin, kandang bergerak-gerak, goyang, memutar, karenanya kandang dapat lepas dari cantelannya. . . . Blam. . . burung lepas. . .

Observasi pula gantungan pada gantangan yang kita gunakan. Sekiranya memakai paku, apa benar pakunya nancap cepat; tak karatan; tak aus. Observasi dudukan gantungan; jikalau kayu, bambu dan sebagainya, apa tak lapuk; tak keropos dan sebagainya. 3. Usahan menggantungkan kandang dengan menyantelkannya gunakan tangan seketika; jikalau tinggi gunakan alat tolong bangku yang kokoh berdiri. Sekiranya terpaksa gunakan tongkat yang berpaku/berkawat melengkung karenanya observasi keseimbangan muatan kandang; juga daya kandang. Seandainya tak setara berisiko kandang memutar ketika diangkat ke arah gantangan. Seandainya kerangka kandang tak kuat, juga berisiko patah dan kandang jatuh berdebam. . .

Buat pintu kandang dengan engsel (kebanyakan teladan pergesekan naik turun) yang selicin mungkin. Dengan demikian, sedangkan pintu tak dikasih muatan (jikalau dikasih, lebih baik sebagaimana rekomendasi Pak Fortuna), ia akan otomatis geser ke bawah; nutup. Pintu juga perlu dikasih kancingan sehingga tak berisiko terbuka ketika kita membuka/mengangkat kerodong. 5. Usahakan penutup kandang komponen bawah (yang berupa jeruji ataupun yang berupa lembaran papan/tripleks/seng) dapat dikancingkan (dan senantiasa dikancingkan seusai kandang dibersihkan), sehingga jikalau kandang dalam keadaan miring, penutup hal yang demikian tak membuka sendiri.

Tak memberi/mengganti makan-minum secara seketika dikala burung masih di kandang; usahakan burung telah dimasukkan karamba. Sekiranya terpaksa, karenanya lakukan itu di ruang tertutup atau usahakan tangan kiri (kanan) menjaga pintu komponen bawah yang terbuka dikala tangan kanan (kiri) masuk kandang. Sangkar ini secara khusus perlu diperhatkkan untuk sangkar2 teladan bulat dimana bukaan pintu hingga di dekat dasar kandang dan benar-benar rawan diterobos burung.

Kecuali kandang, observasi pula karamba Anda. Apakah pintunya dapat melorot sendiri seperti itu kita lepaskan atau masih terlalu seret sehingga perlu ditekan. Usahakan dapat licin dan menutup sendiri.

Sediakan senantiasa semprotan yang didalamnya telah ada cairan sabun/sampho (sebagaimana juga dianjurkan Mbak Dwi) untuk menyemprot burung yang lepas. Jika sekedar cerita saja: sebab pengetahuan ini, aku pernah menangkapkan burung AK-nya Mas Samino, sahabat penangkar Solo, dua ekor sekalian (sepasang) dalam waktu yang relatif pesat. Jika berkat itu. . . hehehehehe. . . . aku bisa MB anakan dengan harga diskon besara2an. . . .  itu umumnya memang tepat sasaran untuk burung yang telah mapan/jinak.

Sediakan juga pulut/getah bendo atau getah nangka (yang baik getah bendo skarena lengketnya luar lazim namun gampang dibersihkan dari bulu burung) seperti dianjurkan Pak Fortuna. Sediaan pulut, tentu saja sekaligus dengan tongkat yang kecil, panjang dan ringan, yang dapat menjangkau ketinggian atap rumah/pohon-pohon. Caranya, rekatkan pulut ke separo komponen lidi yang diikatkan di ujung tongkat. Lekatkan jangkrik (tak totaliter) ke komponen tengah lidi; sorongkan ke arah si burung secara perlahan2 (ini umumnya juga cuma tepat sasaran untuk burung yang telah mapan/jinak).

Lebih dari itu, jangan terlalu PD akan keadaan kandang kita sebelum kita benar2 mengeceknya tiap-tiap hari; tiap-tiap ketika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *